TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai asal Jerman, Lufthansa mengutarakan rencananya untuk mengakhiri kesepakatan dengan perusahaan penerbangan dari Austria, Laudamotion. Lufthansa menilai Laudamotion telah mengalami gagal bayar atas kontrak sewa-menyewa pesawat terbang antar kedua perusahaan.
Dikutip dari Reuters, keputusan Lufthansa ini kemungkinan akan membuat kedua perusahaan penerbangan ini terperosok dalam sengketa. Laudamotion menerbangkan pesawat-pesawat buatan Airbus tipe A320 yang disewa dari Lufthansa dan menggunakan pesawat tipe Boeing 737 dari pemegang saham baru perusahaan itu, Ryanair.
Baca: Pilot Mogok, Lufthansa Batalkan 750 Penerbangan
Lufthansa hanya bisa mengakhiri kontrak kerja sama dengan Laudamotion berdasarkan putusan pengadilan di Inggris yang akan melakukan sesi dengar pada 20 Juli 2018.
"Laudamotion baru-baru ini telah berulang kali gagal memenuhi kesepakatan yang tertuang dalam kontrak kewajiban membayar sewa," demikian keterangan Lufthansa, Jumat, 13 Juli 2018, waktu setempat.
Baca: Pilot Mogok, 1.700 Penerbangan Lufthansa Tertunda
Seorang penumpang berjalan di Bandara Frankfurt, Jerman, pada saat pilot Lufthansa melakukan mogok kerja, 29 November 2016. Sekitar 180.000 penumpang terkena dampat pemogokan pilot. REUTERS/Ralph Orlowski
Lufthansan dalam keterangannya mengatakan saat ini pihaknya sangat membutuhkan banyak pesawat untuk memperluas pasar penerbangan kelas ekonomi yang harga tiketnya lebih murah sehingga Lufthansa akan mengkaji ulang hak untuk mengakhiri kesepakatan sewa-menyewa pesawat dengan Laudamotion.
Menjawab sikap Lufthansa itu, Ryanair yang merupakan pemegang saham baru di Laudamotion, mencoba menjadi penengah dalam permasalahan ini. Ryanair menyangkal Laudamotion telah mengalami gagal bayar atas pesawat sewaan yang terbang periode Maret sampai Mei 2018.
Kepala bidang hukum Ryanair, Juliusz Komorek, mengatakan Luthansa telah menyalah gunakan posisinya yang dominan di pasar penerbangan Jerman dan Austria dengan secara terang-terangan berupaya menyingkirkan pesaingnya, termasuk Laudamotion. Ryanair menguasai 75 persen saham maskapai Laudamotion.
Luthansa dan Laudamotion sekarang ini sedang berebut pasar Jerman dan Austria setelah maskapai Air Berlin gulung tikar. Luthansa dan Laudamotion sama-sama memperlihatkan tingginya keinginan mendapatkan pesawat-pesawat yang mengalami keterlambatan pengiriman dari produsen pesawat terbang, Airbus, karena masalah mesin.