TEMPO.CO, Jakarta - Anak-anak klub sepak bola Thailand yang diselamatkan dari gua yang banjir setelah 17 hari terjebak tampak tersenyum dan melambaikan tangan dari tempat tidur rumah sakit merek dalam sebuah video. Mereka tampak kurus namun terlihat dalam kondisi baik.
Kelompok terakhir dari 12 anggota tim sepak bola "Wild Boars" dan pelatih mereka dibawa keluar dari gua Tham Luang, dekat perbatasan dengan Myanmar, pada Selasa 10 Juli malam.
Baca: Siswa Thailand Selamat, Pemimpin Dunia Bilang Ini
Kepala misi penyelamatan Narongsak Osottanakorn mengatakan bahwa anak-anak itu hanya tersesat dan tidak ada pihak yang harus disalahkan.
"Kami tidak melihat anak-anak itu bersalah atau sebagai pahlawan. Mereka adalah anak-anak yang menjadi anak-anak, itu adalah kecelakaan," kata Narongsak, seperti dilaporkan dari Reuters, 12 Juli 2018.
Ke-12 anak laki-laki dan pelatih sepak bola mereka kehilangan rata-rata 2 kilogram selama 17 hari terjebak di gua, tetapi umumnya dalam kondisi baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda stres. Setelah dibawa keluar dari gua, satu demi satu dibawa dengan helikopter ke rumah sakit di kota Chiang Rai, yang berjarak sekitar 70 kilometer dari lokasi gua untuk di karantina.
Anak-anak harus tinggal di rumah sakit selama 10 hari, kata direktur rumah sakit Chaiwetch Thanapaisal. Kemudian mereka perlu memulihkan diri di rumah selama 30 hari.
Orang tua dari delapan anak laki-laki pertama yang diselamatkan dapat mengunjungi mereka tetapi harus mengenakan pakaian pelindung dan berdiri sejauh 2 meter sebagai tindakan pencegahan. Pihak berwenang khawatir tentang kemungkinan infeksi saat berada di gua.
Dalam gambar yang diambil dari video, yang dikeluarkan oleh Biro Juru Bicara Pemerintah Thailand, anggota keluarga mengawasi anak laki-laki yang diselamatkan melalui jendela di luar ruang pemulihan di rumah sakit Chiang Rai di provinsi Chiang Rai, Thailand utara, Rabu, 11 Juli 2018.[Biro Juru Bicara Pemerintah Thailand via AP]
Thongchai Lertwilairattanapong, seorang inspektur departemen kesehatan, mengatakan satu dari kelompok terakhir yang diselamatkan pada Selasa, mengalami infeksi paru-paru dan mereka semua diberikan vaksinasi untuk rabies dan tetanus.
Dalam video yang diambil dari bangsal isolasi rumah sakit, anak-anak lelaki dengan wajah ditutupi masker rumah sakit, mengangkat tangan dan menunjukan tanda "V" untuk "Victory" ketika mereka duduk di tempat tidur dan mengobrol dengan perawat mereka, kadang-kadang memberi salam dengan menyatukan telapak tangan seperti adat Thailand. Anak laki-laki yang termuda, 11 tahun, tampak tertidur di bawah selimut putih bersih.
"Tidak perlu khawatir tentang kesehatan fisik mereka dan terlebih lagi untuk kesehatan mental mereka," kata Chaiwetch Thanapaisal, direktur Rumah Sakit Chiang Rai Prachanukroh, seperti dikutip Associated Press.
"Semua orang kuat dalam pikiran dan hati," katanya pada konferensi pers bersama pejabat yang ikut dalam penyelamatan.
Masing-masing anak laki-laki, tanpa pengalaman menyelam, dipandu oleh penyelam melalui jalan berbatu, berlumpur dan penuh air yang karena cuma ada ruang untuk merangkak.
Baca: Misi Penyelamatan Thailand Sukses, Ini Kata Trump, Mou dan FIFA
Metode ini sangat berisiko, tetapi berkurangnya kadar oksigen di dalam gua dan kekhawatiran akan hujan musim hujan yang datang membuat keputusan secepat mungkin. Cuaca yang relatif ringan dan upaya besar untuk memompa air menciptakan peluang. Atas kepercayaan diri dari tim penyelam, dan tim khusus untuk susur gua, misi penyelamatan pertama sukses pada Minggu.
Misi ini melibatkan tim penyelamat dari Thailand, AS, Inggris, Australia, dan negara-negara lain. Misi yang berbahaya ini bahkan menelan korban jiwa, di mana mantan anggota angkatan laut Thailand SEAL meninggal pada Jumat 6 Juli, saat mengisi tabung oksigen yang ditempatkan di sepanjang rute pelarian.