Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Duterte Bisa Berkuasa Lebih Lama dengan Konstitusi Baru Filipina?

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden Rodrigo Duterte sedang berbincang dengan anggota kabinetnya. Rabu, 4 April 2018. Rchard Madelo/Presidential Photo
Presiden Rodrigo Duterte sedang berbincang dengan anggota kabinetnya. Rabu, 4 April 2018. Rchard Madelo/Presidential Photo
Iklan

TEMPO.CO, Manila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, berpeluang mendapatkan kekuasaan lebih luas dan berkuasa lebih lama hingga delapan tahun lagi seperti diatur dalam draf konsitusi baru negara itu.

Konstitusi baru menganut sistem federal dan sistem presidensil saat ini membuat Duterte bisa berkuasa dua periode lagi dengan masing-masing berdurasi empat tahun. Dalam sistem pemerintahan saat ini, Duterte hanya berkuasa enam tahun dan bakal berakhir pada 2002.

Baca: 

Duterte Usir Biarawati Katolik Australia dari Filipina

Bikin Pernyataan Kontroversial, Duterte Sebut Tuhan itu Bodoh

“Adopsi konstitusi baru secara efektif membuat dari awal lagi,” begitu pernyataan dari komite yang ditugasi Presiden untuk menyusun draf ini seperti dilansir Senin, 9 Juli 2018.

Draf konstitusi baru ini harus melewati beberapa tahapan sebelum berlaku seperti debat di parlemen, dan referendum publik.

Seorang pria, yang istrinya ditangkap saat operasi anti-narkoba dan ditemukan tewas sehari kemudian, tidur di kasur di samping keponakannya di luar gubuknya di Navotas, Metro Manila, Filipina, 6 Desember 2017. Gubuk-gubuk kumuh di kawasan yang lebih dikenal sebagai Market 3 ini menjadi saksi bisu perang berdarah terhadap narkoba yang diluncurkan Duterte sejak Juni 2016 lalu. REUTERS

Konstitusi baru berdasarkan sistem federal akan membagi Filipina menjadi 18 wilayah dengan kekuasaan yang lebih besar.

Jika melihat sebuah hasil survei baru-baru ini, yang melibatkan 1200 orang, hanya 37 persen warga mendukung pengubahan konstitusi dengan 29 persen menolak.

Baca: 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Duterte Larang 7 hal Ini di Filipina, Apa saja?

Duterte Siap Mundur Jika Ada Petisi Memprotes Ciuman Bibirnya

Duterte beralasan sistem federal bisa mengalihkan kekuasaan yang selama ini terpusat di sejumlah elit di Manila ke berbagai daerah.

Sistem federal juga bisa mengakomodasi permintaan perjanjian damai yang diajukan sejumlah kelompok separatis, yang menginginkan kekuasaan daerah yang lebih luas untuk mengatur diri sendiri.

Namun, ada kekhawatiran pergantian konstitusi ini akan membuat Duterte, yang dikenal dengan kebijakan kontroversial perang narkoba dan membuat pernyataan nyeleneh soal Tuhan, memiliki kesempatan memperpanjang masa kekuasaannya.

Soal ini, Duterte, 73 tahun, mengaku tidak akan memperpanjang masa kekuasaannya melewati 2022.

Konstitusi baru juga mengatur kewenangan bagi Presiden untuk menerapkan hukum militer jika terjadi kekerasan massal. Konstitusi saat ini hanya memungkinkan Presiden melakukan itu jika terjadi pemberontakan dan invasi militer negara lain.

Ini membuat khawatir rakyat Filipina karena mengingatkan pada era kekuasaan diktator Ferdinand Marcos. Marcos menggunakan hukum militer untuk menindas kelompok oposisi dan semua orang yang mengkritiknya dengan pembunuhan oleh pasukan tentara.

Salah satu anggota komite, yang berjumlah 22 orang, mengatakan Duterte memang mendapat kewenangan membuat keputusan besar. “Ini hanya berlaku pada saat transisi saja. Ini berbeda dengan era Marcos yang menerapkan undang-undang militer,” kata Aquilino Pimentel Junior seperti dilansir SCMP.

Namun saat diingatkan bahwa Marcos juga menggunakan kewenangan besar yang diberikan undang-undan untuk memperpanjang masa jabatannya tanpa batas dan meligitimasinya dengan konstitusi baru, Pimentel menjawab,”Itu tidak baik. Kita memang terlewat soal itu. Saya setuju dengan Anda. Itu tidak baik,” kata dia.Duterte akan menanggapi draf ini.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

9 hari lalu

Foto udara menunjukan kapal-kapal yang diduga miliki Cina, berkeliaran di sekitar Pulau Thitu, salah satu dari sembilan fitur yang diduduki Filipina di Kepulauan Spratly, di Laut China Selatan yang disengketakan, 9 Maret 2023. REUTERS/Eloisa Lopez
Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.


Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

12 hari lalu

Chocolate Hills, Carmen, Bohol, Filipina. Unsplash.com/Brett Andrei Martin
Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina


Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

12 hari lalu

Para pekerja melakukan operasi penyelamatan di lokasi di mana sebuah bangunan runtuh setelah gempa bumi, di Hualien, Taiwan, dalam tangkapan layar yang diambil dari rekaman video SET TV pada 3 April 2024. SET TV/Handout via REUTERS
Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.


AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

13 hari lalu

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.
AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.


Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

15 hari lalu

Petugas menyisir lokasi gempa yang meruntuhkan sebuah bangunan di Hualien, Taiwan, 3 April 2024. Ini adalah gempa terkuat yang melanda pulau itu setidaknya dalam 25 tahun terakhir. Taiwan National Fire Agency/Handout via REUTERS
Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional


Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

15 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping melambaikan tangan saat bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di perkebunan Filoli di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Woodside, California, AS, 15 November 2023. Untuk pertama kalinya dalam satu tahun Xi Jinping dan Biden bertemu melakukan pembicaraan yang bertujuan mengurangi perselisihan antara kedua negara adidaya tersebut mengenai konflik militer, perdagangan narkoba dan kecerdasan buatan. REUTERS/Kevin Lamarque
Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.


Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

15 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

20 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

21 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.


Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

22 hari lalu

Teluk Oman telah melihat serangan drone lapis baja sebelumnya - pada tahun 2021 serangan Iran yang diduga menghantam kapal tanker Mercer Street. REUTERS
Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman