TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian wilayah timur India akhirnya menahan kepala sekolah, dua guru dan 13 murid laki-laki yang melakukan perkosaan dan pemerasan terhadap seorang murid perempuan berusia 13 tahun. Korban yang identitasnya tidak dipublikasi, mengaku telah diperkosa berulang kali oleh para korban selama tujuh bulan.
Tindak perkosaan ini terjadi di sebuah sekolah di negara bagian Bihar, India. Para pelaku yang melakukan perkosaan adalah kepala sekolah dan teman-teman sekolah korban.
"Laporan yang kami terima diantaranya berisi pemerasan dan pemerkosaan yang berulang-ulang pada korban. Total ada 19 tuduhan dalam surat pengaduan korban," kata Kepala Polisi wilayah timur India, Har Kishore Rai.
Baca: Perkosaan Dibalas Perkosaan, Polisi Pakistan Tangkap 22 Orang
Iluastrasi perkosaan. zeenews.india.com
Baca: Anak 8 Tahun Jadi Korban Perkosaan di India, Pelakunya Polisi
Dikutip dari scmp.com pada Senin, 9 Juli 2018, kepolisian telah membentuk sebuah tim khusus dan sebuah penyidikan dasar telah dimulai. Korban mengatakan tidak segera melapor setelah tindak kejahatan perkosaan dialaminya karena dia takut akan dikeluarkan dari komunitas sosial.
Rai mengatakan korban telah merekam kesaksiannya dan hasil uji medis juga sudah diterbitkan. Kepolisian saat ini sedang mencari bukti untuk menguatkan 13 dari 19 tuduhan yang disebutkan oleh korban.
Korban menceritakan kepada polisi, pertama kali mengalami tindak perkosaan pada Desember 2017 oleh tiga teman sekelasnya. Para pelaku merekam tindak kejahatan yang mereka lakukan dan mengancam akan menyebarkan rekaman video itu kepada teman-teman lain di sekolah.
Ironis, korban kemudian menjadi korban pemerasan dua gurunya yang telah melihat rekaman video itu. Korban lalu mengadu kepada kepala sekolah dan bukannya mendapat pembelaan, kepala sekolah malah mengeksploitasinya secara seksual.
Kekerasan terhadap perempuan di India telah meningkat meskipun pengetatan hukum di negara itu sudah dilakukan sejak lima tahun lalu. Sumber di negara bagian Bihar, India, mengungkap setidaknya 250 perempuan di wilayah itu mengalami perkosaan dalam enam bulan terakhir sepanjang 2018.