TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menanggapi komentar pejabat Korea Utara yang menyebut perilaku diplomatik Amerika sebagai gangster. Pada Minggu 8 Juli, Mike Pompeo membalas dengan mengatakan bahwa jika pernyataan itu benar, maka "dunia adalah gangster."
Dilaporkan New York Times, 8 Juli 2018, balasan Mike Pompeo menyusul komentar yang dibuat Sabtu 7 Juli oleh Kementerian Luar Negeri Korea Utara yang menuduh pemerintahan Trump memaksakan permintaan sepihak seperti bandit untuk denuklirisas, dan perilaku ini sangat disesalkan pihak Korut. Pernyataan itu datang hanya beberapa jam setelah Pompeo meninggalkan Korea Utara setelah dua hari pertemuan yang disebutnya produktif.
Baca: Korea Utara: Pemikiran Amerika Serikat Seperti Bandit
Dalam pidatonya pada Minggu, Pompeo mencatat bahwa PBB telah setuju untuk menempatkan sanksi pada Korea Utara untuk memaksanya menghentikan program nuklir dan rudalnya.
Mike Pompeo menyalahkan media karena membeda-bedakan secara mencolok dalam menilai pertemuan dibandingkan dengan bagaimana Kementerian Luar Negeri Korea Utara memandang mereka.
"Jika saya memperhatikan apa yang dikatakan pers, saya akan gila," kata Pompeo.
Namun dalam konferensi pers di Tokyo di samping rekan-rekannya dari Jepang dan Korea Selatan, Pompeo kembali menekankan bahwa sanksi ekonomi akan tetap berlaku terhadap Korea Utara sampai Pyongyang menghapus program nuklir dan rudal balistiknya.
Perbedaan mendasar antara Korea Utara dan Amerika Serikat sejak permulaan diskusi adalah tentang apakah Korea Utara mendapat serangkaian balasan positif secara bertahap dan berkesinambungan untuk setiap langkah yang diperlukan setelah menghapus program persenjataannya, atau apakah manfaat itu datang hanya setelah semuanya berjalan dan sepenuhnya dibongkar.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo tiba di ibu kota Korea Utara, Pyongyang, Jumat 6 Juli 2018. [news.cgtn.com]
Pejabat pemerintahan Donald Trump bersikeras bahwa mereka tidak akan menyetujui proses tahap demi tahap yang diikuti dengan melepaskan sanksi ekonomi dan diplomatik. Dalam konferensi persnya pada Minggu, Pompeo mengatakan dia bersedia memberikan beberapa konsesi kepada Korea Utara selama proses denuklirisasi negara itu tetapi hanya dalam peningkatan hubungan antara kedua negara dan dalam memberikan Korea Utara jaminan keamanan.Namun Amerika Serikat tetap menerapkan sanksi ekonomi sampai nuklir Korea Utara sepenuhnya dibekukan.
Pompeo sama sekali tidak menganggap penting kritikan Korea Utara dan mengatakan bahwa Pyongyang tidak memiliki masalah dengan ide denuklirisasi lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah.
"Ini adalah definisi yang luas. Korea Utara memahami itu dan tidak menentangnya," kata Pompeo seperti dilansir dari Washington Post.
Baca: AS, Korsel, Jepang Konfirmasi Korea Utara Siap Denuklirisasi
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, memuji Pompeo karena kepemimpinannya yang kuat pada masalah ini. Sementara Korea Selatan, di mana Presiden Moon Jae-in menjadi sosok fasilitator utama pembicaraan AS-Korea Utara, juga menyarankan agar sekutu mengambil sikap optimis dan waspada.