Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Enggan Damai dengan Komunis, Rodrigo Duterte: Ayo Kita Perang

image-gnews
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. REUTERS
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan tidak lagi berkeinginan untuk bernegosiasi damai dengan para pemberontak komunis, setelah dinas intelijen menemukan rencana menggulingkan Duterte dari kekuasaannya pada Oktober.

"Sison mengatakan kalau saya tidak akan bertahan selama tiga tahun jadi saya memberi tahu Sison sekarang, 'Saya tidak ingin berbicara dengan Anda karena Anda mengatakan saya hanya akan bertahan selama tiga tahun. Saya tidak punya waktu untuk berbicara dengan Anda. Terserah Anda," kata Rodrigo Duterte dalam pidatonya di Davao, seperti dilaporkan Manila Times, 8 Juli 2018.

Baca: Duterte Tak Jadi Presiden Filipina di Bawah Konstitusi Baru

Sison bernama lengkap Jose Maria "Joma" Sison, yang merupakan pendiri Partai Komunis Filipina (CPP).

"Mereka berkata daripada bertarung, mereka hanya akan membuang energi mereka untuk menyingkirkan Duterte. Baiklah kalau begitu jika memang itu yang diinginkan orang-orang. Saya siap disingkirkan, tapi mari kita berperang dulu," lanjut Duterte.

Duterte mengaku kalau dia lebih suka berperang dengan pemberontak komunis setelah Sison mengatakan dia akan digulingkan dalam waktu tiga tahun. Rodrigo Duterte mengatakan dia siap untuk menjadi warga biasa jika digulingkan dari jabatannya dan jika ini memang takdirnya.

Jose Maria 'Joma' Sison, pendiri Partai Komunis Filipina (CPP).[The Daily Sentry]

Duterte menyebut Sison telah berjuang selama 50 tahun, maka kami akan memulai 50 tahun lagi. Duterte bersikeras lebih memilih pergi berperang daripada menyerah pada permintaan kelompok pemberontak untuk berkoalisi.

"Saya seorang pengacara. Saya telah membaca perjanjian. Jika Anda meringkasnya, jika mereka menakar ..., itu akan berakhir dengan pembagian kekuasaan dan dalam pemerintahan koalisi. Saya tidak bisa memberikannya kepada Anda. Ayo pergi berperang. Mari kita semua pergi berperang," kata Duterte.

Pernyataan Duterte muncul setelah Angkatan Bersenjata Filipina membenarkan bahwa pemberontak komunis diduga merencanakan untuk menggulingkan Duterte pada Oktober tahun ini.

Sementara itu, Sison mengirimkan ucapan terima kasihnya kepada Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana untuk mengekspos kebohongan Duterte untuk memberinya keselamatan dan keamanan jika dia kembali ke Filipina.

Dilansir dari inquirer.net, sebelumnya selama pertemuan informal di Belanda, koalisi National Democratic Front of the Philippines (NDFP) dan panel pemerintah Filipina setuju untuk melanjutkan negosiasi resmi, yang disetujui oleh Rodrigo Duterte pada November tahun lalu, yang rencananya digelar pada 28-30 Juni di Norwegia.

Baca: Duterte Mundur Sebagai Presiden Filipina Jika Tuhan Ada


Duterte mengatakan para pemberontak komunis mengusulkan reformasi ekonomi, mengacu pada rancangan Perjanjian Komprehensif tentang Reformasi Sosial dan Ekonomi (Caser), yang seharusnya dibahas oleh para perunding pemerintah dan pemberontak setelah pembicaraan resmi dimulai pada 28 Juni.

Caser merupakan ssalah satu dari empat perjanjian yang diusulkan di meja perundingan, yang berisi antara lain, program reformasi agraria radikal yang akan memungkinkan penyitaan tanah kepemilikan dan mendistribusikan ini secara gratis kepada petani yang tidak memiliki lahan.

Reformasi ekonomi yang diusulkan juga mewujudkan industrialisasi nasional, dengan tambang lokal yang memasok pabrik-pabrik Filipina dengan bahan mentah, bukan hanya mengekspor biji mineral.

Pemerintah Norwegia telah bersedia memfasilitasi pembicaraan untuk mengakhiri pemberontakan hampir 50 tahun di Filipina. Kedua pihak juga menyepakati gencatan senjata sebelum perjanjian gencatan senjata resmi. Baik pemerintah Filipina maupun pemberontak komunis akan menandatangani perjanjian perdamaian sementara.

Namun semua ini gagal setelah Duterte membatalkan rencana negosiasi Oslo, dengan alasan pemerintah perlu mengadakan konsultasi publik terlebih dahulu mengenai perjanjian sebelumnya.

Foto yang diambil pada 23 November 2016, memperlihatkan anggota pemberontak komunis Tentara Rakyat Baru (NPA) berbaris selama upacara sebelum konferensi pers rahasia di perkemahan gerilya di pegunungan Sierra Madre di tenggara Manila, Filipina.[AP Photo/ Aaron]

Pada Rabu 5 Juli, pemerintah Filipina menetapkan empat syarat baru, berdasarkan perintah Presiden sebagai prasyarat negosiasi, yakni negosiasi akan diadakan di Filipina, bahwa akan ada gencatan senjata di mana gerilyawan NPA (faksi militer komunis) harus tetap berada di kamp-kamp yang ditunjuk, pemberontak harus berhenti mengumpulkan "pajak revolusioner" dan tidak ada pemerintahan koalisi untuk partai Komunis.

Baca: Bekas Ketua MA Filipina Sebut Duterte Anti Lembaga Demokrasi

Sison menolak menghadiri negosiasi di Filipina. Dia dan NDFP telah berulang kali membantah mereka sedang mencari pemerintah koalisi. Sison juga membantah para pemberontak berencana untuk menggulingkan Rodrigo Duterte pada Oktober tahun ini, dan mengatakan rencana itu semata-mata disebarkan oleh Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana, yang secara terbuka menentang perundingan damai.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

11 jam lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Bendera Filipina berkibar dari BRP Sierra Madre, sebuah kapal Angkatan Laut Filipina yang kandas sejak 1999 dan menjadi detasemen militer Filipina di Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly, di Laut Cina Selatan, 29 Maret 2014. REUTERS  /Erik De Castro
Ferdinand Marcos Jr Janji akan Balas Tindakan Beijing di Laut Cina Selatan

Ferdinand Marcos Jr. akan menerapkan tindakan balasan yang proporsional terhadap serangan Cina di Laut Cina Selatan.


Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

2 hari lalu

Teluk Oman telah melihat serangan drone lapis baja sebelumnya - pada tahun 2021 serangan Iran yang diduga menghantam kapal tanker Mercer Street. REUTERS
Iran Bebaskan Semua Awak Kapal Tanker Minyak asal Filipina yang Disita di Teluk Oman

Filipina mengatakan pada Rabu 27 Maret 2024 bahwa Iran telah membebaskan 18 awak kapal tanker minyak warga Filipina yang disita di Teluk Oman


Usai Insiden dengan Filipina, Cina Perketat Penjagaan di Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.
Usai Insiden dengan Filipina, Cina Perketat Penjagaan di Laut Cina Selatan

Kementerian Pertahanan Cina memperingatkan Filipina untuk berhenti melakukan tindakan "provokatif" di Laut Cina Selatan.


Filipina Ditunjuk sebagai Tuan Rumah Piala Dunia Bola Voli Putra 2025, Geser Posisi Indonesia

8 hari lalu

Ilustrasi Bola Voli. ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Filipina Ditunjuk sebagai Tuan Rumah Piala Dunia Bola Voli Putra 2025, Geser Posisi Indonesia

Filipina mengalahkan Indonesia pada pengajuan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia Bola Voli Putra atau Mens World Championships 2025.


Jurnalis Asia Tenggara Luncurkan Jaringan Anti-korupsi Baru: JAC

9 hari lalu

Journalist Against Corruption (JAC) baru saja dibentuk beranggotakan 35 wartawan dari tujuh negara di Asia Tenggara pada Rabu, 20 Maret 2024. Para jurnalis di organisasi ini berkomitmen untuk meningkatkan liputan mereka mengenai isu-isu korupsi di kawasan Asia Tenggara. Tempo/Dokumentasi JAC
Jurnalis Asia Tenggara Luncurkan Jaringan Anti-korupsi Baru: JAC

Jaringan jurnalis antikorupsi ini bertujuan untuk menjadi platform untuk investigasi kolaboratif nasional dan regional serta kesempatan pelatihan.


Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

15 hari lalu

Imelda Marcos. AP/Pat Roque
Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

Mantan Ibu Negara Imelda Marcos keluar dari rumah sakit setelah pekan lalu dirawat karena pneumonia ringan.


Kanselir Jerman Olaf Scholz Serukan Deeskalasi di Laut Cina Selatan

16 hari lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. mengadakan konferensi pers di Berlin, Jerman, 12 Maret 2024. REUTERS/Liesa Johannssen
Kanselir Jerman Olaf Scholz Serukan Deeskalasi di Laut Cina Selatan

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan deeskalasi sengketa Laut Cina Selatan harus menjadi prioritas.


Dua Awak Kapal Filipina Tewas dalam Serangan Rudal Houthi di Teluk Aden

22 hari lalu

Militan Houthi yang didukung Iran di Yaman telah meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah. REUTERS
Dua Awak Kapal Filipina Tewas dalam Serangan Rudal Houthi di Teluk Aden

Dua dari tiga awak kapal yang tewas dalam serangan mematikan Houthi di Teluk Aden dikonfirmasi sebagai warga negara Filipina.


Kelompok Transgender Filipina dan Thailand Baku Hantam, Apa Penyebabnya?

23 hari lalu

Ilustrasi tawuran / perkelahian / kerusuhan. Shutterstock
Kelompok Transgender Filipina dan Thailand Baku Hantam, Apa Penyebabnya?

Polisi Thailand membubarkan perkelahian antara kelompok transgender Filipina dan Thailand