TEMPO.CO, Jakarta - Dua kapal perang Amerika Serikat melintasi selat Taiwan pada Sabtu, 7 Juli 2018. Langkah itu di duga sebagai sinyalemen dukungan Amerika Serikat terhadap Taiwan terkait posisinya dengan Cina.
Dikutip dari situs sputniknews.com pada Minggu, 8 Juli 2018, keberadaan kapal perang Amerika Serikat itu berpotensi memicu ketegangan dengan Cina. Kementerian Pertahanan Taiwan membenarkan hal ini dan menjelaskan, dua kapal perang Amerika Serikat tertangkap radar berlayar ke wilayah utara selat Taiwan. Angkatan Bersenjata Amerika Serikat menolak berkomentar mengenai hal ini.
Sumber di pemerintah Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters, perjalanan dua kapal perang Amerika Serikat itu telah direncanakan, dimana perjalanan ini merupakan yang pertama ke selat Taiwan yang dilakukan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat sepanjang 2018.
Baca: Cina Menentang Penjualan Senjata Amerika Serikat ke Taiwan
Flares yang ditembakan dari kapal perang Fong Yang (FFG-933) Chi Yang class frigate (Knox class) saat mengikuti latihan militer di pangkalan angkatan laut Yilan, Taiwan, 13 April 2018. REUTERS/Tyrone Siu
Baca: Cina Marah Trump Buka Hubungan Resmi dengan Taiwan
Cina telah secara konsisten menyebut Taiwan adalah masalah yang sensitif dalam hubungan diplomatiknya dengan Amerika Serikat. Cina menilai Taiwan adalah wilayah kepulauannya yang sering membangkang.
Pada 1979, Amerika Serikat mengakui kebijakan satu cina termasuk wilayah kepulauan Taiwan dan hal ini diakui pula oleh hampir negara lain di dunia. Namun belakangan ini, kehadiran puluhan jet tempur, termasuk maskapai Singapore Airlines, Japan Airlines dan Canada Airlines, telah mengubah deskripsi mengenai Taiwan menjadi Cina Taipe dalam situs-situs penerbangan mereka.
Kendati Amerika Serikat telah mengakui kebijakan satu cina, Washington tetap menjalankan hubungan dagang dengan Taiwan dan bahkan mensupkai senjata ke wilayah itu. Sebagai contoh, saat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menjabat sebagai orang nomor satu di Amerika Serikat, negara itu telah menyetujui penjualan senjata ke Taipe senilai US$ 1.4 miliar. Sebelumnya pada Maret 2018, Trump juga menandatangani aturan-aturan baru yang membolehkan pejabat tinggi Amerika Serikat mengunjungi kenegaraan ke Taiwan untuk menemui mitra mereka dan sebaliknya.