TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Jumat, 6 Juli 2018, menyatakan, dia tidak akan maju lagi untuk jabatan kedua di bawah konstitusi baru. Pernyataan Duterte itu sekaligus menepis isu dia akan maju menjadi Presiden Filipina sebagaimana kabar yang beredar di surat kabar Filipina.
Saat ini, sebuah panel beranggotakan 22 orang sedang meninjau kembali konstitusi 1987 mengenai jabatan presiden. Hasilnya akan diajukan kepada Duterte sebagai draf pada Senin pekan depan.
Baca: Heboh Rodrigo Duterte, Apa Sebetulnya Kriteria Pelecehan Seksual?
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. REUTERS
"Selanjutnya draf tersebut akan dibahas di Kongres bulan ini untuk disampaikan kepada publik tahun depan sebagai bahan referendum," tulis Reuters.
Dalam sebuah pidato di kampung halamannya, Davao, Jumat, Duterte meminta kepada masyarakat melalui konstitusi baru untuk mengawasi dirinya agar tidak maju lagi menjadi Presiden Filipina kedua kalinya.
"Buatlah perubahan sekarang juga. Buatlah saya mengundurkan diri atau mintalah kepada saya agar turun dari jabatan," ucapnya.Presiden Rodrigo Duterte sedang berbincang dengan anggota kabinetnya. Rabu, 4 April 2018. Rchard Madelo/Presidential Photo
Duterte yang dianggap kontroversial terkait dengan pembunuhan terhadap kelompok pengedar narkoba dan pemberontak komunis terpilih menjadi Presiden Filipina pada 30 Juni 2016.
Baca: Presiden Rodrigo Duterte: Saya Undur Diri 2020, Saya Sudah Tua
Bekas Wali Kota Davao itu dalam pemilihan presiden mengalahkan Presiden Filipina sebelumnya, Benigno Aquino III. Duterte akan mengakhiri jabatannya pada 30 Juni 2022, selanjutnya dia menyatakan tidak akan mencalonkan lagi.