TEMPO.CO, Jakarta - Pegawai Starbucks di Philadelphia, Amerika Serikat dipecat karena menghina seorang pelanggan yang mengalami gangguan bicara atau gagu.
Dikutip dari Euro News pada Jumat, 6 Juli 2018, kasus ini berawal ketika Sam, 28 tahun, mengunjungi sebuah kedai kopi Starbucks di University of Philadelphia pada 27 Juni. Di tempat itu, Sam mengalami penghinaan dua kali, pertama ketika ia memesan dan menyebut namanya dan kedua ketika dia mendapati kopinya yang ditulisi "SSSam" dengan tiga huruf "S".
Sam mengonfirmasi detail kejadian tersebut, tetapi ia tidak ingin diwawancara dan meminta media tidak menyebutkan nama belakangnya dalam pemberitaan.
Baca: Konsumen Tuntut Penipuan Takaran, Starbucks Menang di Pengadilan
Teman Sam, Tan Lekwijit, menulis di akun Facebook bahwa Sam telah mengirimkan sepucuk surat elektronik pada layanan pelanggang Starbuck ketika ia sampai di rumah hari itu dan mendapat balasan maaf serta menawarkan ganti rugi sebesar US$ 5.
"Jelas, Starbucks tidak mendapat poin utamanya. Ini soal kau memperlakukan orang lain yang punya kekurangan dalam berbicara, bukan soal menulis namanya," tulis Lekwijit.
Tidak lama kemudian setelah Leikwijt menulis protesnya, Starbucks memberikan pernyataan pada 2 Juli 2018 untuk segera menyelesaikan masalah itu secepatnya. Pada 3 Juli 2018, perusahaan tersebut kemudian mengkonfirmasi telah memecat pegawai yang dimaksud.
Baca: Hakim AS: Kopi Starbucks harus Cantumkan Bahaya Kanker, karena?
"Tidak ada toleransi untuk tindakan seperti ini. Kami telah melakukan tindakan secepatnya. Kami ingin gerai kami melayani setiap orang yang berkunjung dan berusaha mereka mendapat pengalaman yang positif," ujar juru bicara Starbucks pada hari Kamis (05/07) kepada NBC News.
Kejadian yang kurang menyenangkan ini juga pernah terjadi sebelumnya. Pada Juni 2018, Starbucks menutup 8.000 gerai tokonya karena kasus dua pengunjung keturunan afrika-amerika yang ditangkap polisi setelah manajer Starbucks menelpon kepolisian karena dua pengunjung itu duduk lama di kedai tanpa membeli apa-apa dan menolak untuk pergi dari tempatnya.
NBC NEWS | EURO NEWS | ERVIRDI RAHMAT