TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Bekas Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, berkukuh mengatakan bekas gubernur bank sentral Malaysia, Zeti Akthar Aziz, mengetahui adanya transfer RM2,6 miliar atau sekitar Rp37,5 triliun ke rekening pribadi milik Najib.
Transfer uang ini terjadi menjelang pemilu 2013. “Saya menghormati Zeti untuk hasil pekerjaannya yang cemerlang saat menjabat gubernur Bank Negara saat saya menjabat PM. Namun, saya menegaskan dia diberitahu soal adanya deposito untuk donasi dari asing yang masuk ke rekening saya dan dia tahu ada deposito itu pada saat itu,” kata Najib seperti dilansir media Malaysia Kini, Kamis, 5 Juli 2018.
Baca:
Menghadapi 4 Tuntutan, Najib Razak Terancam 20 Tahun Penjara
Skandal 1MDB, Najib Razak Diadili
Menurut Najib, terserah pada Zeti jika ingin mengatakan bahwa dia tidak tahu menahu soal masuknya transfer dana dari luar negeri ke rekening pribadi Najib pada 2013. “Saya kembalikan sebagian besar uang itu ke sumber asal beberapa bulan kemudian,” kata Najib.
Najib mengatakan ini menanggapi pernyataan Zeti sebelumnya. Zeti mengaku tidak tahu menahu adanya uang transfer berjumlah sangat besar itu ke rekening pribadi Najib.
“Saya ingi menyatakan secara jelas bahwa klaim ini salah. Saya tidak tahu ada transfer RM2,6 miliar ke rekeningnya,” kata Zeti.
Baca:
Pengamat Malaysia Awang Azman Kritik Ajakan Tobat Najib Razak
Menkeu Malaysia Sebut Aset Sitaan Milik Najib Razak Bakal Dijual
Mengenai peristiwa ini, Zeti mengatakan Najib Razak sebagai PM memang pernah memanggilnya pada 3 Juli 2015 ke Putrajaya saat skandal dugaan korupsi ini mulai meledak. Putrajaya adalah kompleks pemerintahan di Malaysia.
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak (tengah), tiba di pengadilan di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 4 Juli 2018. Najib menjalani persidangan perdananya terkait dengan skandal 1MDB. AP/Vincent Thian
Dalam pertemuan itu, Zeti mengatakan Najib memintanya untuk mengeluarkan pernyataan bahwa Najib tidak melakukan kesalahan apapun terkait rekening itu.
“Saya informasikan kepada dia bahwa saya tidak bisa mengeluarkan pernyataan seperti itu karena saya tidak memiliki pengetahuan soal transaksi yang pernah terjadi di rekening itu,” kata dia.
Zeti lalu mengundurkan diri pada 2016 atau setahun setelah skandal 1MDB mulai terkuak ke publik. Dia sempat memegang kendali bank sentral ini selama 16 tahun.
Najib beralasan jika Bank Negara memiliki informasi soal dana-dana itu dan ada keraguan mengenai sumber dana maka dia berharap diberitahu. “Tapi tidak ada yang seperti itu terjadi. Jadi saya berasumsi semua baik-baik saja,” kata dia.
Najib Razak berulang kali mengatakan dana Rp37,5 triliun itu adalah sumbangan dari seorang bangsawan Arab Saudi. Sebaliknya, kementerian Kehakiman AS menduga dana itu berasal dari perusahaan investasi 1MDB, yang merupakan perusahaan investasi pelat merah bentukan Najib pada 2009 saat dia mulai menjabat PM. Saat ini, Najib sedang menjalani persidangan dalam kasus dugaan penyalahgunaan kewenangan dan kepercayaan dengan ancaman penjara 20 tahun.