TEMPO.CO, Jakarta - Jepang akan memastikan keinginannya di Semenanjung Korea tercapai, yakni terjadi pelucutan senjata nuklir dan pengabaian rudal serta senjata kimia Korea Utara. Dengan begitu, sebelum Korea Utara membuat kemajuan yang spesifik, sanksi ekonomi terhadap Korea Utara seharusnya tetap diberlakukan.
"Sebab sanksi yang dikenakan ke Korea Utara ini berhasil dan membuat mereka siap untuk berdialog. Jadi saya rasa Jepang bersikukuh sanksi tetap diberlakukan hingga Korea Utara muncul dengan langkah nyata," kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, Kamis, 5 Juli 2018.
Baca: Militer AS Tunda Latihan Militer Bersama di Semenanjung Korea
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, dalam acara buka puasa bersama tokoh-tokoh Islam Indonesia dengan tujuan memperdalam persahabatan antara Indonesia dengan Jepang, Senin, 4 Juni 2018. Sumber: TEMPO/Insan Qurani
Baca: Korea Utara Bebaskan Tiga Tahanan Amerika Serikat
Menurut Duta Besar Ishii, Jepang menyambut positif dialog yang dilakukan Korea Utara dan Amerika Serikat pada 12 Juni 2018 lalu di Singapura. Pasalnya, dalam pertemuan bersejarah itu, kedua pemimpin menghasilkan sebuah kesepakatan bahwa Korea Utara akan mengupayakan pemusnahan senjata nuklir mereka dari Semenanjung Korea.
Kendati demikian, Jepang menekankan kesepakatan itu harus diikuti dengan langkah nyata yang spesifik karena pelucutan senjata tidak bisa dicapai hanya dengan kata-kata saja. Dengan begitu, untuk memastikan tujuannya tercapai, Jepang siap bekerja sama dengan Amerika Serikat, Korea Selatan dan negara-negara lainnya.
Lebih lanjut, Duta Besar Ishii, menilai untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea, maka harus ada pemahaman yang sama diantara Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara dan negara-negara ASEAN untuk bersama-sama meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Bukan hanya itu, Korea Utara juga harus benar-benar menghormati resolusi Dewan Keamanan PBB.