Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Politikus Mengecam Duterte Atas Pembunuhan 2 Wali Kota, Kenapa?

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden Rodrigo Duterte menangis saat ia menghibur anggota keluarga korban kebakaran pusat perbelanjaan di kota Davao di Filipina, 24 Desember 2017. REUTERS
Presiden Rodrigo Duterte menangis saat ia menghibur anggota keluarga korban kebakaran pusat perbelanjaan di kota Davao di Filipina, 24 Desember 2017. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Manila – Sejumlah wakil rakyat dari partai oposisi Filipina mengkritik Presiden Rodrigo Duterte terkait pembunuhan dua wali kota, yang terjadi berturut-turut pada awal pekan ini.

Wali Kota Tanauan, Antonio Halili, seperti diberitakan CBS News, ditembak sniper saat sedang menyanyikan lagu kebangsaan Filipina pada 2 Juli 2018. Sehari kemudian, Wali Kota Nueva Ecija, Ferdinand Bote, ditembak beberapa kali saat sedang mengendarai mobil Toyota Fortuner miliknya.

Baca: 

Wali Kota di Filipina Tewas Ditembak Bandar Narkoba, Dendam?

Lagi, Wali Kota Filipina Jadi Korban Penembakan

Senator Paolo Benigno Aquino IV mengkritik berkembangnya budaya kekerasan di Filipina dan mewanti-wanti warga agar tidak terpengaruh.

“Kita harus mencari solusi soal ini karena meningkatnya tindak kekerasan di negara ini sudah mengkhawatirkan,” kata Aquino seperti dilansir media Philstar, Rabu, 4 Juli 2018.

Anotnio Halili. (AP)

Aquino meminta pemerintah menggelar public hearing untuk mengevaluasi merebaknya tindak kekerasan ini. Menurut dia, nurani publik pasti terganggu dengan tewasnya pejabat lokal, warga biasa hingga pendeta, yang kerap terjadi.

Baca: 

Wali Kota Pro Duterte Perangi Narkoba Tewas Ditembak

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebut Tuhan Bodoh, Presiden Duterte Tidak akan Minta Maaf?

Sedangkan Senator Aquilino Pimentel III, yang juga presiden dari partai oposisi PDP-Labab, mengutuk tindakan pembunuhan itu sebagai tindakan pengecut. Dia meminta polisi segera mengungkap pelaku pembunuhan dan memberi keadilan bagi keluarga korban.

“Kita semua merasa khawatir atas eskalasi tindak kekerasan yang terjadi di seluruh penjuru negeri,” kata Aquilino dalam pernyataan yang dikirim ke media massa.

Wakil Rakyat Gary Alejano menuding terjadinya dua kasus pembunuhan Wali Kota ini menunjukkan adanya iklim impunitas atau pelaku kriminal menjadi kebal hukum. Menurut Alejano, Duterte menciptakan iklim impunitas ini sendiri.

Ferdinan Bote, Wali Kota Provinsi Nueva Ecija, Filipina, tewas ditembak di kendaraan yang ditumpanginya, Selasa, 3 Juli 2018. Sumber: CNN

“Sepertinya, semua orang mendapat ijin untuk membunuh tanpa taku akan terkena hukuman undang-undang yang berlaku,” kata dia.

Alejano dan Senator Leila de Lima menuding atmosfer kekerasan merebak sejak terjadinya perang narkoba yang digelar pemerintahan Duterte pada 2016. “Jalan menuju impunitas ini terbentuk oleh eksekusi ribuan warga miskin Filipina oleh perang narkoba Duterte,” kata Senator de Lima.

Senator Panfilo Lacson, seperti dilansir CBS News, mendesak polisi melakukan razia senjata api untuk membatasi peredaran senjata ini. “Pembunuhan pendeta, jaksa, dan pejabat di siang hari dan di depan publik menunjukkan adanya iklim impunitas dari para pelaku kriminal,” kata Lacson, ang merupakan bekas kepala polisi nasional Filipina.

Menanggapi tudingan ini, juru bicara Istana Malacanang, Harry Roque, membantah munculnya iklim impunitas terhadap para pelaku kriminalitas.

Menurut Roque, tindakan pembunuhan terhadap dua wali kota ini merupakan upaya untuk menggerus kepercayaan publik terhadap Presiden Duterte, yang platform utamanya adalah pengelolaan pemerintahan yang baik dan memberantas kejahatan. 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

21 hari lalu

Alfiansyah Bustami alias Komeng
Didorong Maju Pilkada Depok, Begini Jawaban Nyeleneh Komeng

"Tertarik atau enggaknya, saya kan orang bukan tambang ya, jadi kita akan lihat ke sana," kata Komeng.


Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

31 hari lalu

Presiden Ekuador Daniel Noboa. REUTERS
Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

Wali Kota Ekuador termuda Brigitte Garcia dan seorang staf ditemukan tewas tertembak dalam sebuah mobil. Geng pengedar narkoba diduga pelakunya,


Gibran Buka Rumah Dinas Wali Kota Solo untuk Warga Bisa Akses Internet Gratis selama Ramadan 2024

40 hari lalu

Rumah Dinas Wali Kota Solo atau Loji Gandrung selama bulan Ramadan 2024 ini dibuka untuk warga yang ingin mengakses internet secara gratis. Foto diambil Jumat, 15 Maret 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Buka Rumah Dinas Wali Kota Solo untuk Warga Bisa Akses Internet Gratis selama Ramadan 2024

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka membuka Loji Gandrung Solo untuk warga agar bisa mengakses fasilitas WiFi secara gratis selama bulan Ramadan 2024 ini.


Duterte dan Bongbong Berseteru, Ini Deretan Percekcokan Mereka

2 Februari 2024

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.
Duterte dan Bongbong Berseteru, Ini Deretan Percekcokan Mereka

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. atau Bongbong menghadapi ancaman pemakzulan oleh Rodrigo Duterte


Duterte Tantang Bongbong Marcos Tes Narkoba

1 Februari 2024

Ferdinand
Duterte Tantang Bongbong Marcos Tes Narkoba

Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte menantang Presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr. untuk menjalani tes narkoba di depan umum


Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS
Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.


Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Partai PDP-Laban pimpinan Cusi mencanangkan tim Go-Duterte untuk pemilihan presiden 2022.[Inquirer.net]
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.


7 Fakta Presiden Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

31 Januari 2024

Presiden Jokowi bersulang dengan Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr saat santap siang di Istana Malacanang, Manila, pada Rabu, 10 Januari 2024. Foto Tangkap Layar TV Istana Kepresidenan Filipina
7 Fakta Presiden Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Tujuh fakta Ferdinand Marcos Jr yang terancam digulingkan oleh Duterte karena ingin perpanjang jabatan


Top 3 Dunia: Indonesia Dukung UNRWA, Cina Bela Palestina, Duterte dan Marcos Jr Saling Serang

31 Januari 2024

Sebuah truk, bertanda logo Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA), menyeberang ke Mesir dari Gaza, di perbatasan Rafah yang melintasi antara Mesir dan Jalur Gaza, selama gencatan senjata sementara antara Hamas dan Israel, di Rafah, Mesir, 27 November , 2023. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Top 3 Dunia: Indonesia Dukung UNRWA, Cina Bela Palestina, Duterte dan Marcos Jr Saling Serang

Berita Top 3 Dunia tentang dukungan Indonesia pada UNRWA, Cina membela Palestina, dan Duterte menuding Presiden Marcos Jr langgengkan kekuasaan.


Duterte Tuduh Marcos Jr Ingin Ubah Konstitusi dan Perpanjang Masa Jabatan

30 Januari 2024

Presiden Indonesia Joko Widodo, bersama Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., saat kunjungannya di Istana Malacanang, di Manila, Filipina, 10 Januari 2024. Ezra Acayan/Pool via REUTERS
Duterte Tuduh Marcos Jr Ingin Ubah Konstitusi dan Perpanjang Masa Jabatan

Duterte meminta Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mundur dari jabatannya karena ingin mengubah konstitusi demi memperpanjang masa jabatan.