TEMPO.CO, Jakarta - Kamboja membuka kembali jalur kereta api yang menghubungkan ibukota Phnom Penh dengan wilayah perbatasan Thailand pada Rabu, 4 Juli 2018. Ini artinya, jalur kereta api itu beroperasi kembali setelah 45 tahun.
Asian Development Bank telah memberikan pinjaman dana sekitar US$ 13 juta pada 2009 untuk membangun kembali jalur kereta api yang hilang itu agar bisa memangkas waktu perjalanan antara kedua negara dan mendorong perdagangan Kamboja-Thailand.
Dikutip dari situs channelnewsasia.com pada Rabu, 4 Juli 2018, Menteri Transportasi Kamboja, Sun Chanthol, mengatakan sebuah kereta telah dioperasikan pada Rabu pagi, 4 Juli 2018 dari wilayah barat Provinsi Pursat menuju Phnom Penh melintasi jalur kereta api tersebut.
“Ini hari bersejarah bagi negara kami,” kata Sun Chanthol.
Baca:Kamboja-Thailand Bersitegang di KTT ASEAN
Kamboja dan Thailand masih memiliki sebuah kesepakatan yang menggantung soal pembangunan jalur kereta api yang melintasi perbatasan kedua negara. Sun Chanthol pun berharap kedua negara bisa segera mengunci perjanjian itu dengan kesepakatan.
Baca: Kamboja-Thailand Sepakat Damai
Banyak jalur kereta api di Kamboja dibangun pada era penjajahan Prancis. Jalur-jalur kereta api itu rusak oleh konflik berdarah selama berpuluh tahun. Sebuah jalur kereta api sepanjang 48 kilometer dekat perbatasan Poipet dihancurkan oleh perang pada 1973.
Sisa pembangunan jalur kereta api lainnya yang menghubungkan ke kota Phnom Penh telah ditangguhkan selama lebih dari satu dekade karena buruknya kondisi jalur kereta api. Sekarang, Kamboja telah memiliki lebih dari 600 kilometer jalur kereta api yang menghubungkan wilayah utara perbatasan dengan bibir pantai selatan Kamboja.