Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengungsian Rohingya di Bangladesh Beresiko Dihempas Badai Hujan

image-gnews
Anak pengungsi Rohingya bermain di tengah hujan di kamp pengungsian Kutupalong, Bangladesh, Ahad, 24 Juni 2018. AP Photo
Anak pengungsi Rohingya bermain di tengah hujan di kamp pengungsian Kutupalong, Bangladesh, Ahad, 24 Juni 2018. AP Photo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Saat kunjungan ke Bangladesh pada Senin, 2 Juli 2018, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta komunitas internasional untuk meningkatkan bantuan bagi penduduk Rohingya.

Guterres mengatakan dia mendengar penduduk Muslim Rohingya adalah salah satu komunitas yang paling "terdiskriminasi dan rentan" di Dunia. Hampir satu juta orang Rohingya telah mengungsi untuk menghindari kekerasan di Myanmar.

Baca: Sekjen PBB: Rohingya Etnis Paling Tertindas di Dunia

"Di Cox's Bazar, Bangladesh, saya baru saja mendengar kisah tak terbayangkan tentang pembunuhan dan pemerkosaan dari pengungsi Rohingya yang baru-baru ini melarikan diri dari Myanmar," kicau Guterres di Twitter, seperti dilaporkan United Press International, 3 Juli 2018.

"Tidak ada yang bisa menggugah saya untuk krisis dan penderitaan selain apa yang saya hari ini di Cox's Bazar, Bangladesh. Saya mendengar laporan memilukan dari pengungsi Rohingya yang akan saya ingat selamanya."

Tercatat sebanyak 200.000 orang Rohingya perlu direlokasi karena terancam badai musim hujan, ketua PBB menghimbau masyarakat internasional untuk meningkatkan bantuan.

"Hanya perlu satu badai untuk menhempas kita semua. Aku takut untuk anak-anakku. Nasib kami berada di tangan Tuhan," kata salah satu pengungsi Rohingya, Aisyah Begum, kepada lembaga pengungsi AS

Baca: Kisah Kejamnya Tentara Myanmar Membantai Etnis Rohingya

Sementara tetangganya, Hamida Khatun, 25 tahun, ibu dari enam anak yang tinggal di gubuk bambu dan plastik beratap yang disangga karung pasir dan akar pohon yang kusut di bibir jurang berlumpur, mengungkapkan kekhawatirannya jika terjadi badai.

“Kami telah melakukan apa yang kami bisa untuk mengamankannya, tetapi kami takut. Kami butuh bantuan, ”kata Hamida.

Sejumlah pengungsi Rohingya membangun kembali rumah darurat mereka, sebagai persiapan untuk mendekati musim hujan di kamp pengungsi Kutupalong Rohingya di Kutupalong, Bangladesh, 28 April 2018. (AP Photo/A.M. Ahad)

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres dan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, berkunjung selama dua hari ke Bangladesh untuk mencari bantuan bagi hampir satu juta pengungsi Rohingya yang sangat membutuhkan untuk tempat tinggal mereka yang berada di salah satu negara rawan bencana alam. Selain keduanya, ikut pula delegasi dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi dan Direktur Eksekutif Dana Kependudukan PBB, Natalia Kanem.

Dilansir dari situs UNHCR, Kim dan Guterres menggelar pertemuan bilateral dengan Bangladesh di Dhaka untuk membuka diskusi tentang bantuan jangka menengah yang dibutuhkan oleh para pengungsi untuk rencana bantuan kemanusiaan senilai US$ 950 juta atau Rp 13 triliun, namun hanya 26 persen yang telah dikucurkan.

Beberapa hari sebelum kunjungan, Bank Dunia mengumumkan hampir setengah miliar dolar AS dalam bentuk hibah untuk membantu Bangladesh menangani kebutuhan pengungsi Rohingya di berbagai bidang termasuk kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi.

Pada Senin 3 Juli, Sekretaris-Jenderal dan Kepala Bank Dunia mengunjungi lokasi pengungsian Rohingya dan pekerja kemanusiaan di distrik Cox's Bazar, yang tinggal di tempat beresiko terdampak hujan badai yang menampung sekitar 42.000 orang. Sekitar 18.000 pengungsi telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman.

Baca: Cina Tawarkan Bantuan ke Bangladesh untuk Pengungsi Rohingya

Badai sejauh ini telah mengakibatkan sedikitnya 315 insiden, termasuk 140 tanah longsor, yang telah melukai 33 orang dan menewaskan satu pengungsi. Lebih dari 29.000 orang di permukiman pengungsi yang luas sejauh ini telah terpengaruh oleh hujan deras dan angin kencang, menerjang tempat hunian mereka yang rapuh yang menyebabkan 2.900 orang mengungsi.

Sementara sejak krisis dimulai, ribuan bayi telah lahir di permukiman pengungsi di Bangladesh bagian tenggara, namun banyak yang tidak memiliki petugas kelahiran terlatih. Pengiriman petugas dibantu oleh tim yang terdiri dari 80 bidan dari UNFPA, meskipun saat ini hanya seperlima perempuan Rohingya yang hamil dan melahirkan di fasilitas kesehatan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

4 jam lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

1 hari lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.


Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

1 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

4 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

5 hari lalu

Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri mengheningkan cipta, untuk menghormati para korban serangan di tempat konser Balai Kota Crocus di Moskow, pada hari pemungutan suara mengenai resolusi Gaza yang menuntut gencatan senjata segera selama bulan Ramadan yang mengarah ke gencatan senjata permanen.  gencatan senjata berkelanjutan, dan pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, di markas besar PBB di New York City, AS, 25 Maret 2024. REUTERS/Andrew Kelly
Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?


Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

6 hari lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

6 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

7 hari lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

Philippe Lazzarini mengatakan saat ini ada "kampanye berbahaya" oleh Israel untuk mengakhiri operasi UNRWA di Gaza.


Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

8 hari lalu

Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

Lima orang pelapor khusus PBB menilai Iran dan Israel sama-sama melanggar hukum internasional dalam serangan berbalas baru-baru ini.


Kepala BMKG Beberkan Sejumlah Hambatan Skema Peringatan Dini Bencana di Forum PBB

8 hari lalu

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menghadiri 2nd Stakeholders Consultation Meeting, the 10th World Water Forum di Bali, Kamis, 12 Oktober 2023. (BMKG)
Kepala BMKG Beberkan Sejumlah Hambatan Skema Peringatan Dini Bencana di Forum PBB

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati membahas masalah kesenjangan sistem peringatan dini bencana di forum UN OCean Decade di Spanyol.