TEMPO.CO, Jakarta - Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dari Arab Saudi berjanji kepada Presiden Donald Trump siap untuk meningkatkan produksi minyak namun tidak menyebut target produksinya.
“Kerajaan akan mempertahankan kapasitas cadangan dua juta per hari yang akan digunakan secara berkala sekaligus memastikan keseimbangan pasar,”kata Raja Salman.
Baca: Trump Minta Arab Saudi Genjot Produksi Minyak dan Tekan Harga
Pernyataan Raja Salman ini melemahkan tweet Presiden Amerika Serikat itu sebelumnya yang menyatakan bahwa Arab Saudi pasti setuju untuk memproduksi lebih banyak minyak.
“Berbicara kepada Raja Salman, menjelaskan kepadanya bahwa karena gejolak & disfungsi di Iran dan Venezuela, saya meminta Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak, mungkin hingga 2.000.000 barel, untuk membuat perbedaan harga tinggi ! Dia telah setuju !”Tulisan Donald Trump melalui akun Twitternya.
Trump tidak mengatakan lebih spesifik apakah tambahan 2.000.000 barel adalah angka per hari, sebagai respons terhadap kenaikan harga namun Arab Saudi mengakui kesepakatan itu terjadi, tetapi tidak menyebutkan target produksi.
Baca: Iran Bersumpah Melawan Rintangan AS Soal Ekspor Minyak
Media pemerintah Saudi melaporkan bahwa pertemuan Salman dan Trump menekankan perlunya menjaga stabilitas pasar minyak, sekaligus Arab Saudi akan meningkatkan produksi sebesar 2.000.000 barel per hari. Pejabat minyak Saudi tidak memberikan komentar apapun.
Dilansir oleh sumber Reuters pada awal minggu, kerajaan akan meningkatkan produksi minyak 200.000 barrel per harinya. Arab Saudi bersama dengan Organisasi of Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan negara non-OPEC lainnya termasuk Rusia, telah setuju pada 22 Juni untuk meningkatkan produksi minyak antara 700.000 – 1 juta barel per hari selama satu tahun.
Sumber Reuters mengatakan bahwa Arab Saudi berencana untuk meningkatkan produksi minyak dari 10,8 juta menjadi 11 juta per hari sehingga menjadikan produksi minyak tertinggi dalam sejarah negara itu.
REUTERS l NBCNEWS l MUH. BASKHORO W.D.