TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Afganistan Ashraf Ghani mengumumkan pemerintahannya mengakhiri gencatan senjata dengan Taliban dan memerintahkan pasukan keamanan melakukan operasi militer terhadap kelompok tersebut.
Dalam sebuah acara jumpa pers di Kabul, Sabtu, 30 Juni 2018, Ghani berulang kali meminta Taliban terlibat proses perdamaian setelah berakhirnya gencatan senjata dengan pemerintah selama 18 hari.
Baca: Taliban Afganistan Tolak Gencatan Senjata Setelah Idul Fitri
Anggota Taliban membawa senjata sembari mengendarai sepeda motor di Nangarhar untuk merayakan gencatan senjata di timur Kabul, Afganistan, Sabtu, 16 Juni 2018. REUTERS
"Tidak ada yang memiliki hak memonopoli proses perdamaian," kata Ghani di depan awak media. "Sekarang ini keputusan ada di tangan Taliban, apakah mereka ingin tetap membunuh atau bergabung dengan proses perdamaian."
Pada 5 Juni 2018, Ghani membuat sebuah pengumuman mengejutkan mengenai gencatan senjata tanpa syarat dengan Taliban hingga berakhirnya Ramadan. Pengumuman Ghani tersebut disambut Taliban dengan menyatakan pasukannya tidak akan melakukan serangan terhadap pasukan keamanan Afganistan selama tiga hari pada saat Idul Fitri.
Baca: Taliban Afganistan: Gencatan Senjata Bukan untuk Pasukan Asing
Anggota Taliban membawa senjata mereka saat merayakan gencatan senjata di Nangarhar menuju Kabul, Afganistan, Sabtu, 16 Juni 2018. Gencatan senjata yang dilakukan Taliban untuk merayakan Idul Fitri itu jarang terjadi. AP Photo
Gencatan senjata disambut warga Afganistan suka cita. Mereka melihat kelompok Taliban tak bersenjata di jalan-jalan, bahkan tak segan foto bersama dan mengambil video. Ghani mengatakan, gencatan senjata terbukti 98 persen sukses dan mayoritas militan Taliban dan warga sipil Afganisran menginginkan perdamaian.