TEMPO.CO, Jakarta - Badan intelijen AS mengatakan, Korea Utara telah meningkatkan pengayaan uranium untuk senjata nuklir di sejumlah tempat yang dirahasikan dalam beberapa bulan terakhir.
Korea Utara disebut berusaha menyembunyikan fakta ini saat mengajukan konsensi dalam pembicaraan kesepakatan nuklirnya dengan Amerika Serikat.
Baca: Korea Utara Bersumpah Hentikan Uji Coba Nuklir
Laporan intelijen AS ini dilaporkan oleh NBC News pada hari Jumat, 29 Juni 2018 dan kemudian sejumlah media internasional. NBC, seperti dikutip dari laporan Reuters, mengutip pernyataan lima pejabat AS yang menolak identitasnya disebut mengatakan, Korea Utara baru-baru ini telah melakukan pengayaan uranium untuk senjata nuklirnya.
Selain itu, pejabat AS ini menyebutkan bahwa ada lebih dari satu situs nuklir rahasia Korea Utara selain Yongbyon yang diketahui selama ini.
"Ini bukti tegas yang sepenuhnya mengatakan bahwa mereka berusaha membohongi AS, " ujar pejabat AS yang dikutip NBC News.
Presiden Donald Trump mengacungkan jempol kepada pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, saat pertemuan bilateral di Capella, Pulau Sentosa, Singapura, 12 Juni 2018. AP
Baca: Korea Utara Bangun Infrastruktur di Fasilitas Nuklirnya, Ada Apa?
CIA tidak menanggapi laporan NBC News. Kementerian Luar Negeri AS juga tidak memberikan tanggapan atas laporan intelijen itu. Gedung Putih juga bungkam soal laporan itu.
Menurut laporan Aljazeera, laporan badan intelijen AS ini muncul beberapa hari setelah seorang pengamat Korea Utara mengklaim aktivitas berlanjut untuk pembangunan infrastruktur di pusat fasilitas senjata nuklir Yongbyon.
"Foto satelit komersial dari tanggal 21 Juni mengindikasikan peningkatan infrastruktur di Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon dengan cepat," ujar laporan 38North.
Setelah merampungkan pertemuan puncaknya dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un pada 12 Juni lalu, presiden Donald Trump men-tweet: Tidak ada lagi ancaman Nuklir dari Korea Utara.
REUTERS | ALJAZEERA