Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarawan Rusia Pembongkar Genosida Josef Stalin Ditangkap

image-gnews
Yuri Dmitriyev dikawal ke ruang pengadilan di kota Petrozavodsk, barat laut Rusia di Petrozavodsk, Rusia, Kamis, 28 Juni 2018.[Foto AP / Vladimir Larionov]
Yuri Dmitriyev dikawal ke ruang pengadilan di kota Petrozavodsk, barat laut Rusia di Petrozavodsk, Rusia, Kamis, 28 Juni 2018.[Foto AP / Vladimir Larionov]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Rusia minggu ini kembali menahan seorang akademisi dan sejarawan yang membongkar pembersihan Stalin, atas tuduhan pelanggaran seksual terhadap putrinya yang berusia di bawah umur. Namun tuduhan ini dianggap kelompok hak asasi manusia lihat sebagai upaya palsu untuk menutup hasil karyanya yang membongkar kejahatan era Uni Soviet.

Namun Yuri Dmitriyev, yang kini berusia 62 tahun, menyangkal melakukan kejahatan seksual yang dituduhkan kepada dirinya. Dmitriyev ditangkap pada Rabu 28 Juni, ketika Rusia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 yang berupaya membersihkan Rusia atas reputasi represifnya.

Baca: Bantuan Miliarder ini Dituding Campur Tangan Rusia di Pemilu AS

Putri Dmitriyev yang lebih tua, Ekaterina Klodt, seperti dilaporkan dari Associated Press, 30 Juni 2018, mengatakan dia yakin ayahnya sedang dipersekusi karena penelitiannya dan aktivitas di lembaga hak asasi manusia yang ia pimpin, Memorial.

"Seseorang tidak menyukai pekerjaan yang dia lakukan," kata Klodt.

Penangkapan itu merupakan langkah terakhir dalam kasus hukum yang menimpanya. Dmitriyev menghabiskan setahun lebih di penjara sebelum dibebaskan musim semi ini atas tuduhan pornografi anak.

Sebuah pancang kayu terlihat di kuburan massal di luar Medvezhyegorsk, Rusia, Rabu, 9 Agustus 2006.[Foto AP/Vladimir Larionov]

Baca: Kongres AS Khawatir Data Jet Tempur F-35 Dicuri Rusia

Dilaporkan oleh The Moscow Times, jika terbukti bersalah, Dmitriyev terancam 12 hingga 20 tahun penjara. Tuduhan terhadap Dmitriyev, berdasarkan pada sembilan foto putri angkat Dmitriyev yang ditemukan di komputer rumahnya. Dmitriyev mengatakan dia secara teratur memotret gadis itu untuk mendokumentasikan kesehatannya. Otoritas Rusia menuduh Dmitriyev membuat pornografi anak karena mengambil foto telanjang putri angkatnya. Namun selama persidangan pertama Dmitriyev, pengadilan menemukan gambar-gambar non-pornografi dan dia dibebaskan pada April 2018. Tetapi keputusan itu dibatalkan pada bulan Juni setelah jaksa dilaporkan menghadirkan bukti baru.

Uni Eropa mempertanyakan kebenaran tuduhan terhadap Dmitriyev. Kasus ini mengejutkan komunitas hak asasi manusia Rusia, yang melihatnya sebagai upaya untuk mendiskreditkan karyanya untuk mengungkap korban Stalin. Para penulis, sejarawan, dan tokoh publik lainnya di Rusia menuntut pembebasan Dmitriyev. Awal tahun ini, sesaat setelah dibebaskan dari penjara, Dmitriyev mendapat penghargaan hak asasi manusia oleh Moscow Helsinki Group.

Dmitriyev, seorang sejarawan dan etnografer otodidak, menemukan kuburan massal di hutan Karelia yang penuh dengan tengkorak dan kerangka manusia pada tahun 1997. Selama dua dekade, 9.500 lebih korban yang dibunuh atas perintah Josef Stalin pada 1930-an. Melalui penelitian arsip dan ekspedisi di hutan, Dmitriyev mengubah ladang pembunuhan yang tidak diketahui menjadi sebuah tugu peringatan di mana sanak keluarga korban pembersihan Stalin, akhirnya bisa memberi penghormatan. Sebuah monumen batu raksasa menandai tugu peringatan yang dikenal sebagai Sandramokh, dan diukir dengan tulisan "Wahai Manusia, Jangan Saling Membunuh Satu Sama Lain".

Baca: Putin Undang Netanyahu dan Abbas ke Final Piala Dunia 2018

“Tidak mungkin seseorang akan menghilang begitu saja tanpa jejak. Jika dia mati kelaparan atau dieksekusi, orang itu harus memiliki kuburan,” kata Dmitriyev dalam wawancara sebelum penangkapannya, "Memori itulah yang membuat kita menjadi manusia."

Sebuah foto batu raksasa menandai situs, Rabu, 9 Agustus 2006, yang dikenal sebagai Sandramokh yang diukir dengan tulisan "Manusia Tidak Membunuh Satu Sama Lain" di sebuah kuburan massal di mana ribuan korban pembantaian oleh Stalin dieksekusi, di luar Medvezhyegorsk, Rusia.[Foto AP/Vladimir Larionov]

Para pendukung Dmitriyev berspekulasi bahwa dia menarik kemarahan pejabat setempat ketika acara peringatan di Sandarmokh mulai menarik perhatian publik luas. Beberapa ahli juga percaya hal ini dikarenakan pemerintah Rusia memiliki banyak staf dan dipengaruhi oleh anggota badan keamanan, yang pernah melakukan pembersihan, dan Dmitriyev seperti duri bagi mereka.

Masalah hukum Dmitriyev dimulai pada 2016, ketika polisi menemukan hampir 200 foto di hard drive komputernya, dan sembilan dianggap pornografi, menurut pengacara Dmitriyev, Viktor Anufriyev.

Dmitriyev sendiri adalah yatim piatu, mengadopsi putrinya ketika berusia 3 tahun setelah dua anak kandungnya tumbuh dewasa. Gadis yang diadopsi memiliki fisik yang lemah dan kesehatannya rentan, ungkap Dmitriyev.

Baca: Polandia Kembali Tuntut Jerman Ganti Rugi Perang Dunia II

Dmitriyev mulai menyimpan buku harian foto gadis itu yang sehat setelah staf di tempat penitipan anak memperhatikan lebam pada tubuhnya dan mencurigai Dmitriyev memukulnya. Dmitriyev mengatakan tanda-tanda itu adalah bekas tinta koran yang tersisa setelah dia merawat putrinya dengan plester mustard, obat yang banyak digunakan di negara-negara pasca-Soviet untuk pilek dan flu. Foto-foto itu juga merupakan cara bagi Dmitriyev untuk mencatat perkembangan fisik putri adopsinya.

Berdasarkan kesaksian awal tim ahli pengadilan Dmitriyev yang pertama, mengatakan menemukan foto-foto mengandung unsur pornografi, namun kemudian hakim menilai tidak ada unsur pornografi. Sebuah lembaga psikiater pemerintah juga memeriksa Dmitriyev dan menyimpulkan bahwa dia tidak memiliki penyimpangan seksual dan bukan seorang pedofil.

"Jika ini adalah pornografi, saya mengatakan kepada hakim bahwa dalam kasus itu besok kita harus menutup semua museum di Rusia dan dunia karena mereka penuh dengan pornografi semacam itu," kata Lev Scheglov, dokter dan seksolog Rusia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

16 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

17 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

18 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

1 hari lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

1 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

1 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

1 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

3 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

3 hari lalu

Penampakan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang diterbangkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kazan, Rusia 22 Februari 2024. Pesawat raksasa yang diberi nama
Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

Antony Blinken akan memperingati otoritas Cina atas segala konsekuensi mengekspor bahan baku dari Rusia yang digunakan pada industri militer