TEMPO.CO, Jakarta - Israel tidak akan pernah memberikan izin pengungsi Suriah masuk ke wilayahnya. Jika ada bantuan kemanusiaan, akan disalurkan melalui pihak lain. Keterangan tersebut disampaikan Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman kepada media, Jumat, 29 Juni 2018, seperti dikutip Middle East Monitor.
Lebih dari 150 ribu orang di barat daya Suriah dipaksa mengungsi sejak pemerintah Suriah melancarkan serangan ke kawasan perbatasan dengan Yordania dan Dataran Tinggi Gholan yang dicaplok Israel.
Baca: Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
Pengungsi Suriah di Mesir.[Daily News Egypt]
Militer Israel mengatakan jumlah pengungsi Suriah di dalam kamp pengungsi Suriah yang dibangun di Dataran Tinggi Gholan yang diduduki Israel terus meningkat.
"Kami memantau peristiwa di selatan Suriah secara dekat. Kami akan mengawal kepentingan keamanan Israel. Meskipun demikian, kami juga siap memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil, perempuan, dan anak-anak, tapi kami tidak bisa menerima pengungsi Suriah masuk ke teritorial kami," kata Lieberman melalui akun Twitter.Sejumlah umat Islam, yang merupakan pengungsi asal Suriah, melakukan salat magrib setelah berbuka puasa bersama pada hari pertama bulan Ramadan di Sao Paulo, Brasil, 17 Mei 2018. AP
Cuitan Lieberman di Twitter itu disampaikan hanya beberapa jam setelah militer Israel membuat pernyataan bahwa pihaknya telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke selatan Suriah untuk para pengungsi.
Baca: PM Hariri: Libanon Tak Memaksa Pengungsi Suriah Kembali
Suriah dihantam perang saudara sejak 2011, yang melibatkan kelompok oposisi bersenjata melawan pasukan pemerintah. Oposisi yang didukung kekuatan Amerika Serikat dan sekutunya ingin Presiden Bashar al Assad tumbang. Akibat perang saudara, lebih dari dua juta warga Suriah mengungsi ke luar negeri, termasuk di perbatasan Israel.