TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 100 imigran dan pengungsi dinyatakan hilang. Mereka dikhwatirkan tewas setelah perahu yang mereka tumpangi tenggelam ke dalam laut di luar pantai Libya.
Kelemahan pemerintah pusat Libya saat ini dan kedekatan wilayah negeri itu dengan Italia dimanfaatkan oleh para pengungsi menyeberang ke Eropa melaui Laut Mediterania meskipun menghadapi bahaya.Sekitar 100 imigran dan pengungsi dinyatakan hilang dan dikhwatirkan tewas setelah perahu yang mereka tumpangi tenggelam ke dalam laut di luar pantai Libya.i
Baca: Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa
Perahu karet yang ditumpangi sejumlah imigran terbakar di utara Laut Tengah, Libya, 5 April 2017. REUTERS/Darrin Zammit Lupi
Laporan Al Jazeera setelah mengutip keterangan petugas keamanan laut pada Jumat, 29 Juni 2018, menyebutkan, penjaga pantai Libya berhasil menyelamatkan 16 orang dari kapal yang nyungsep di timur Ibu Kota Tripoli.
Menurut petugas yang tak disebutkan namanya, ada sebuah ledakan menyebabkan mesin kapal terbakar. "Insiden ini diyakini menjadi penyebab utama insiden kapal tenggelam," kata korban selamat kepada kantor berita AFP.
"Ketika saya melihat sejumlah orang di atas perahu, saya menolak naik sebab kami bersama 20 penumpang lainnya," kata korban selamat Amri Swileh mengaku dari Yaman.
Swileh menunjukkan luka bakar di tubuhnya akibat sambaran api. Pria 26 tahun itu mengatakan, beberapa penyelundup mengancam menembaknya dan memaksanya masuk ke dalam kapal yang memiliki panjang hanya delapan meter.Seorang imigran dievakuasi oleh tim penyelamat dari Migrant Offshore Aid Station (MOAS) di utara Laut Tengah, Libya, 5 April 2017. Ratusan imigran dievakuasi akibat perahu karet yang mereka tumpangi terbakar. REUTERS/Darrin Zammit Lupi
"Saya melihat banyak orang terbakar," ucapnya. "Saya kehilangan seluruh teman saya dari Yaman yang pergi bersamaku. Lima orang di antaranya hilang."
Sementara itu, korban selamat lainnya, Bakari Badi, mengatakan, pada awal perjalanan seorang pria jatuh ke dalam air dan berusaha naik ke kapal yang penuh sesak.
"orang-orang di atas kapal mengatakan kepada kapten kapal agar kembali ke Libya tetapi selanjutnya mesin kapal meledak. Sehingga banyak orang mengalami cedera," kata pria 32 tahun asal Gambia itu.
Baca: 250 Imigran Libya Ditemukan Tewas Tenggelam
Jumlah persinya orang-orang di atas kepala tidak diketahui pasti. Tetapi ada 15 perempuan ikut dalam perjanalan kapal tersebut, sedangkan 16 orang yang berhasil diselamatkan seluruhnya kaum pria muda. "Korban hilang termasuk dua bayi dan tiga anak berusia di bawah 12 tahun," tulis Al Jazeera.
Menurut catatan Organisasi Internasional untuk Imigran, IOM, Laut Mediterania di Libya adalah kawasan laut paling berbahaya. Tahun lalu, 3.116 orang tewas ketika mencoba menyeberang dari Afrika Utara menuju Eropa.