TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan atau Menhan Cina, Wei Fenghe, akhirnya bersedia berkunjung ke Amerika Serikat atas undangan mitranya, Menteri Pertahanan Jim Mattis.
Kesediaan Wei merupakan sinyalemen positif mengingat selama ini Mattis telah mengkritisi Cina karena dinilai telah melakukan intimidasi dan paksaan di wilayah perairan Laut Cina Selatan.
Amerika Serikat mengklaim pihaknya menjalankan operasi kebebasan bernavigasi di Laut Cina Selatan menyusul munculnya ancaman stabilitas kawasan, dimana tindakan ini tidak disukai Cina. Laut Cina Selatan diperebutkan oleh Cina, Taiwan dan sejumlah negara anggota ASEAN.
Baca: Redakan Konflik Laut Cina Selatan, Menhan Mattis Datang ke Cina
Menhan Amerika Serikat, Jim Mattis, tiba di Beijing, Cina, untuk kunjungan tiga hari dimulai Selasa, 26 Juni 2018, untuk meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan. Reuters
Baca: Jim Mattis: Pasukan Amerika Serikat Tetap di Korea Selatan
Mattis melakukan kunjungan kenegaraan ke Cina pada Selasa 26 Juni 2018 sampai Kamis, 28 Juni 2018. Kunjungan ini, diklaim oleh Cina telah mencapai sejumlah hasil positif.
Selain bertemu menteri pertahanan dan Presiden Cina, Xi Jinping, Mattis juga dalam kunjungannya bertemu dengan Wakil Ketua Komisi Militer Pusat, Xu Qiliang. Keduanya diketahui membicarakan mengenai kekuatan militer Cina dan Amerika Serikat yang diharapkan mampu menstabilkan hubungan antara kedua negara tersebut.
Isu Taiwan juga tak luput dari pembahasan, yang baru-baru ini menjadi sumber ketegangan antara Amerika Serikat dan Cina, terutama sejak meningkatnya keterlibatan pasukan Amerika Serikat di Taiwan. Xu mengatakan kepada Mattis bahwa kedua pihak harus meningkatkan kerja sama dan mengendalikan perselisihan mengingat Cina dan Amerika saling berkutat di bidang keamanan dan perdagangan.
Dalam empat tahun terakhir, Mattis merupakan pejabat tinggi Pentagon pertama yang datang ke Cina. Kunjungan ini dilakukan di tengah ketegangan isu kawasan Laut Cina Selatan dan Taiwan.
SOUTHCHINAMORNINGPOST | REUTERS | INSAN QURANI