TEMPO.CO, Manila - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, tidak akan membuat permintaan maaf secara publik terkait perkataannya yang menyebut Tuhan bodoh pada 22 Juni 2018. Duterte dan pejabat Istana Malacañang telah mengkonfirmasi hal ini.
"Saya tidak akan meminta maaf, tidak dalam jutaan tahun," kata Duterte kepada media di Bohol, Filipina, 28 Juni 2018, seperti dilansir Manila Times.
Baca:
Duterte Usir Biarawati Katolik Australia dari Filipina
Bikin Pernyataan Kontroversial, Duterte Sebut Tuhan itu Bodoh
Baca Juga:
Sebelumnya, pendiri sekaligus ketua dari Gerakan Jesus Is Lord (JIL) di Filipina, Eddie Villanueva, menyarankan Presiden Duterte membuat permintaan maaf secara publik terkait perkataannya yang menyebut Tuhan bodoh.
Villanueva mengatakan menghina Tuhan adalah hujatan yang paling tinggi serta mengundang kemurkaan-Nya. Maka dari itu Duterte perlu meminta maaf.
Presiden Rodrigo Duterte (kanan) menghibur anggota keluarga korban kebakaran pusat perbelanjaan di kota Davao di Filipina, 24 Desember 2017. REUTERS/Istana Kepresidenan
"Alkitab telah memberi keterangan jelas, ketika Anda menghina Tuhan, Anda telah mengundang kutukan malapetaka tidak hanya untuk diri anda sendiri namun juga untuk seluruh bangsa," kata Villanueva.
Baca:
Presiden Duterte Larang 7 hal Ini di Filipina, Apa saja?
Duterte Siap Mundur Jika Ada Petisi Memprotes Ciuman Bibirnya
"Tidak ada yang bisa menghina Tuhan. Dalam Mazmur 2, mereka yang mengejek serta menganiaya umat Tuhan dan iman umat Tuhan, Tuhan hanya menertawakan mereka. Mereka telah mengundang murka Tuhan," tambahnya.
Presiden Rodrigo Duterte pernah mengundang Kardinal Luis Antonio Tagle ke Istana Malacanang pada tahun pertama menjabat sebagai Presiden Filipina. File Istana Malacanang
Terkait ini, seperti dilansir Asia One, Presiden melalui juru bicara kepresidenan Harry Roque sebelumnya telah mengatakan, "Tuhan yang saya tahu tidak akan menuntut permintaan maaf secara publik. Tuhan yang saya tahu adalah Tuhan yang penuh cinta, dan Dia terlalu besar untuk kata-kata yang hanya berasal dari manusia."
Presiden Duterte, yang dikenal sering memberi komentar-komentar pedas baik terhadap Paus Fransiskus dan pemimpin-pemimpin dunia lainnya, tidak menunjukkan ekspresi penyesalan terkait dengan pidatonya di kota Davao, Filipina, 22 Juni 2018 lalu.
Saat itu, Duterte membidik kisah penciptaan menurut Alkitab, lalu mempertanyakan mengapa Tuhan menciptakan Adam dan Hawa yang sempurna lalu membuatnya melakukan kesalahan untuk turun dari surga.
"Siapa Tuhan bodoh ini? Dia menciptakan sesuatu yang sempurna dan kemudian Dia memikirkan sebuah peristiwa yang akan menghancurkan kualitas pekerjaan-Nya," kata Duterte, yang berusia 73 tahun itu. "Bagaimana Anda bisa merasionalisasi Tuhan? Bagaimana anda bisa mempercayainya?" tambahnya.
RYAN DWIKY ANGGRIAWAN