TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Bekas Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, menyebut nilai valuasi aset berupa perhiasan yang disita polisi dari rumah dan apartemen terkait dirinya sebagai subyektif.
Polisi sebelumnya mengatakan telah menyita uang, tas bermerek dan perhiasan, jam tangan dan kacamata dengan nilai total sekitar RUM900 juta – RM1,1 miliar atau sekitar Rp3,2 -- Rp3,9 triliun dari sejumlah rumah dan apartemen terkait Najib Razak.
Polisi juga menyita perhiasan, yang jumlahnya mencapai 12 ribu keping dan merupakan bagian terbesar dari penyitaan yang digelar pada April - Mei 2018. Nilai total perhiasan ini jika ditaksir pada harga ritel mencapai sekitar Rp3,1 triliun.
Baca:
Mahathir Mohamad: Kasus Anwar Ibrahim Beda dengan Najib Razak
Cabut Gugatan, Bekas PM Malaysia Najib Razak Bayar Rp 70 juta
“Itu tergantung pada sumber-sumber dari batu berharga. Itu tergantung kapan barang itu menjadi hadiah atau dibeli. Nilai valuasinya bisa berubah,” kata Najib kepada media Malaysia Kini pada Rabu, 27 Juni 2018.
Najib melanjutkan,”Jadi mari kita tidak terlalu bersemangat soal ini. Mari kita lihat item-item ini satu persatu. Dan kami berharap bisa memeriksa item-item ini,” kata dia.
Polisi mengangkut sejumlah koper berisi barang-barang yang disita dari apartemen milik mantan Perdana Menteri Najib Razak di Kuala Lumpur, Malaysia, 18 Mei 2018. Selain itu, polisi juga menyita 72 koper berisi uang tunai dan perhiasan dari 3-4 unit apartemen milik Najib di Pavilion Residences Apartment. AP Photo
Menurut Najib, yang kalah dari mentor politiknya Mahathir Mohamad untuk posisi PM pada pemilu 9 Mei 2018 ini,”Kita dapat menyimpulkan mengenai sumber dari item-item ini. Lalu mendapat penjelasan mengenai item-item yang disita polisi ini.”
Baca:
Najib Razak Mengaku Tidak Tahu Menahu Soal Penggelapan Dana 1MDB
Eks Ajudan Najib Razak Diserahkan Pengadilan Malaysia ke KPK
Seperti dilansir Channel News Asia, polisi Malaysia menggelar sejumlah penggeledahan di sejumlah apartemen yang ditinggali anak Najib Razak. Polisi juga menggeledah rumah pribadi dan rumah dinas PM, yang pernah ditempati Najib. Polisi membongkar sejumlah brankas dan menyita isinya.
Polisi melakukan ini terkait investigasi mengenai skandal dugaan korupsi 1 Malaysia Development Berhad, 1MDB. Ini perusahaan pelat merah yang dibentuk Najib saat dia awal menjabat sebagai PM pada 2009.
Soal barang berharga yang disita polisi ini, Najib sebelumnya mengatakan itu semua merupakan pemberian atau hadiah berbagai orang kepada istri atau putrinya. Dia juga mengatakan uang senilai sekitar Rp412 miliar yang disita polisi merupakan milik Partai Umno.
Polisi mengangkut uang dan perhiasan ini yang disimpan di dalam 72 tas koper, yang 35 tas koper berisi uang tunai.
Istri bekas PM Malaysia, Najib Razak, yaitu Rosmah Mansor terlihat berjalan memasuki Gedung KPK Malaysia, MACC, ketika dipanggil untuk memberikan penjelasan soal aliran dana pada skandal 1MDB pada Selasa, 5 Juni 2018. AP
Sebagai suami, Najib mengaku tidak memperhatikan koleksi perhiasan suaminya. Dia juga mengaku belum mendapat daftar lengkap barang yang disita polisi.
Soal reaksi istrinya, Rosmah Mansor, Najib mengatakan terkejut mendengar nilai yang diumumkan polisi. Nilai itu, menurut istrinya, harus dicek berdasarkan tanggal pemberian hadiah-hadiah itu.
“Seperti Anda ketahui, harga batu-batu berharga yang diperoleh 20 tahun lalu sebagai hadiah berbeda dengan harga sekarang karena harga cenderung naik signifikan. Jadi nilai valuasi barang tergantung kapan dilakukan,” kata Najib.
Menurut Najib, dia mengumpulkan berbagai hadiah dari pemimpin berbagai negara dan teman-teman pribadinya.
“Yang saya tahu sebagai kepala pemerintahan selama bertahun-tahun, kami menerima berbagai hadiah dari pemimpin luar negeri dan teman dekat. Dan saya tahu menurut hukum ini tidak ilegal. Hadiah-hadiah ini dikumpulkan selama berdekade,” kata dia.
Najib juga menyitir soal hadiah yang diterima Mahathir sebagai Perdana Menteri sebelumnya. Mahathir merupakan PM terlama Malaysia dan menjabat selama 22 tahun hingga 2003 sebelum kembali berlaga di kancah politik pada pemilu 2018.
“Contohnya, Dr Mahathir mengakui menerima 40 ekor kuda dari teman-teman dan pemimpin negara lain. Dan dia secara terbuka menggunakan berbagai pesawat jet korporasi dari berbagai temannya. Jadi tidak ilegal menerima hadiah,” kata Najib Razak.