TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Maroko menjatuhkan hukuman terhadap pemimpin demonstrasi menentang masalah ekonomi dan sosial di kawasan Rif dan utara Kota Al Hoceima selama 20 tahun penjara.
Keputusan tersebut, menurut laporan kantor berita Reuters, dijatuhkan oleh pengadilan di Casablanca pada Selasa, 26 Juni 2018.
Baca Juga:
Baca: Terkait dengan Ulama Turki, Maroko Tutup Sejumlah Sekolah
Sejumlah demonstran anti pemerintahan berunjukrasa menentang reformasi konstitusi yang dilakukan oleh Raja Mohammed VI untuk mengurangi kekuasaannya di Rabat, Maroko (19/6). AP/Abdeljalil Bounhar
Nasser Zefzafi, berusia sekitar 39 tahun, ditahan pada Mei 2017 selanjutnya dipindahkan ke sebuah penjara di Casablanca setelah dituding mengorganisir unjuk rasa di tanah kelahirannya di Al Hoceima.
"Aksi yang dia namakan Hirak al Chaabi atau Gerakan Populer itu dianggap mengancam persatuan nasional," tulis Middle East Monitor.Sejumlah warga pendukung pemerintah merayakan reformasi konstitusi yang dilakukan oleh raja di Rabat, Maroko (19/6). AP/Abdeljalil Bounhar
Sementara itu, pengadilan yang sama juga menjatuhkan vonis 20 tahun penjara kepada Nabil Ahmijeq, Wassim El Boustani dan Samir Agid. Sedangkan tiga terdakwa lainnya dihukum 15 tahun penjara.
Baca: Di Maroko, Pemerkosa Tak Dihukum Jika...
"Tujuh aktivis divonis lima tahun penjara dan enam lainnya dibui 10 tahun."
Aksi jalanan di Al Hoceima bersamaan dengan unjuk rasa di kota tambang Jerada pada awal 2018. Demonstrasi ini dianggap paling keras sejak 2011 yang mengakibatkan Raja Mohammed VI menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada parlemen Maroko.