TEMPO.CO, Manila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, akan menggelar pembicaraan dengan gereja Katolik dan pemimpin agama lainnya terkait pernyataan kontroversil yang dibuatnya baru-baru ini soal berbagai isu.
“Presiden berpikir untuk membuka dialog karena hanya ada satu masyarakat yang dilayani oleh pemerintah dan gereja,” kata juru bicara Istana Malacanang, Harry Roque, dalam sebuah konferensi di Kota Davao, Selasa, 26 Juni 2018 seperti dilansir CNN Filipina.
Baca:
Duterte Usir Biarawati Katolik Australia dari Filipina
Bikin Pernyataan Kontroversial, Duterte Sebut Tuhan itu Bodoh
Baca Juga:
Roque mengatakan dia bersama Pastor Boy Saycon dan Wakil Menteri Luar Negeri, Ernesto Abella, ditunjuk untuk membentuk tim dialog ini.
Saycon ditugaskan menginformasikan Catholic Bishops Conference of the Philippines soal perkembangan ini. Roque mengaku telah berkoordinasi dengan Saycon untuk menggelar dialog, yang juga bisa diikuti oleh komunitas agama lain.
Biarawati Patricia Fox disambut pendukungnya seusai dilepas dari penahanan Biro Imigrasi, Selasa, 17 April 2018. Inquirer/Marianne Bermudez
CBCP saat ini diketuai Uskup Agung Romulo Valles, yang berasal dari Davao. Duterte pernah menjabat sebagai wali kota Davao sebelum menjadi Presiden. Keduanya dikenal berteman baik.
Baca:
Presiden Duterte Larang 7 hal Ini di Filipina, Apa saja?
Duterte Siap Mundur Jika Ada Petisi Memprotes Ciuman Bibirnya
“Ini merupakan perkembangan yang positif. Untuk berdialog adalah untuk mendengarkan satu sama lain. Ini hal bagus,” kata Valles.
Seperti diberitakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengucapkan pernyataan mengenai Tuhan yang kemudian memicu kontroversi di negara dengan mayoritas penduduk beragama Katolik ini.
Duterte mengatakan ini pada saat memberikan pidato pada pembukaan acara ‘National ICT Summit’ di Kota Davao pada Jumat malam, 22 Juni 2018.
Lelaki berusia 73 tahun ini berpidato dengan membicarakan berbagai hal termasuk mengenai Adam dan Hawa dan Alkitab.Presiden Filipina Rodrigo Duterte mencium seorang TKW Filipina di Korea Selatan. Youtube
“Kejahatan disebut lahir saat Adam memakan buah yang diberikan Hawa. Siapa Tuhan bodoh ini. Orang ini pasti sangat bodoh,” kata Duterte dalam pidato itu seperti dilansir Manila Standard, Ahad, 24 Juni 2018.
“Anda menciptakan sesuatu yang sempurna lalu Anda memikirkan sebuah peristiwa yang akan menggoda dan menghancurkan kualitas dari ciptaan Anda.”
Duterte lalu mengulangi lagi ucapan ini pada Ahad, 24 Juni 2018, bahwa Tuhan yang lain bodoh tapi Tuhan yang disembahnya lebih memiliki akal sehat.
Menurut Roque, pernyataan kontroversial Duterte itu merupakan respon karena gereja Katolik mengkritik kebijakan kontroversial perang narkoba Duterte, yang telah menelan korban tewas sekitar 4000 orang menurut versi pemerintah. Sedangkan lembaga advokasi HAM memperkirakan korban tewas mencapai sekitar 7000 orang lewat pembunuhan extra-judicial killing atau penembakan di tempat.
“Sekarang dia (Duterte) telah menjawab. Saya harap rekan-rekan gereja memahami ada aksi ada reaksi,” kata Roque.
Roque melanjutkan pernyataan Duterte tidak melanggar aturan pemisahan agama dan negara. Ini karena ada kebebasan berkeyakinan yang merupakan absolut. Dan ada klausa komitmen yang menyatakan pemerintah tidak akan mendukung satu agama tertentu.