TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengatakan pada Selasa 26 Juni kemarin, bahwa pemerintah telah menyelesaikan kajian penerapan tarif impor pada mobil dari Uni Eropa dan akan hasilnya akan segera diberlakukan.
“Kami telah menyelesaikan kajian kami untuk tarif impor pada mobil dari Uni Eropa. Karena mereka telah lama memanfaatkan AS dalam bentuk hambatan dan tarif perdagangan. Pada akhirnya semuanya akan berakhir dan itu tidak akan memakan waktu lama!” kicau Trump di Twitternya, seperti dilaporkan Reuters, 27 Juni 2018.
Pada Jumat 22 Juni kemarin, Donald Trump mengancam memberlakukan tarif 20 persen untuk semua impor mobil yang dirakit Uni Eropa, sebulan setelah pemerintahannya meninjau apakah impor otomotif merupakan ancaman ketahanan nasional.
Baca: Donald Trump Kaget Harley Davidson Menyerah dalam Perang Dagang
Aliansi Produsen Mobil, sebuah kelompok yang mewakili General Motors Co, Toyota Motor Corp, Volkswagen AG dan pembuat mobil besar lainnya, akan memberikan tanggapan tertulis yang memperingatkan bahwa 25 persen tarif untuk kendaraan penumpang yang diimpor akan membebani konsumen Amerika Serikat sebesar US$ 45 miliar atau Rp 639 triliun setiap tahun, atau US$ 5.800 atau Rp 82 juta per kendaraan.
“Secara nasional, tarif ini akan memukul konsumen Amerika dengan pajak hampir US$ 45 miliar atau Rp 639 triliun, berdasarkan penjualan mobil pada 2017. Ini sebagian besar akan membatalkan manfaat pemotongan pajak,” kata juru biacara Aliansi Produsen Mobil, Gloria Bergquist. Bergquist menambahkan konsumen juga akan menghadapi biaya yang lebih tinggi dari komponen mobil impor saat membeli kendaraan dari produsen AS dan asing. Sementara Departemen Perdagangan tidak memberikan komentar apapun soal pernyataan ini.
Pada Sabtu 23 Juni, seorang pejabat senior Komisi Uni Eropa mengatakan Uni Eropa akan menanggapi setiap langkah Amerika Serikat yang menaikkan tarif pada mobil yang dibuat di blok negara Eropa.
Departemen Perdagangan AS memiliki tenggat waktu hingga Februari 2019 untuk menyelidiki apakah impor mobil dan suku cadang mobil menimbulkan risiko bagi ketahanan nasional Amerika Serikat. Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan pada Kamis 21 Juni bahwa departemen menargetkan untuk menyelesaikan peninjauan pada akhir Juli atau Agustus.
Baca: Hindari Tarif UE, Harley Davidson Pindahkan Pabrik ke Luar Negeri
Pejabat BMW Klaus Frohlich memperkenalkan BMW i8 Roadster (tengah), dan i Vision Dynamics di pameran otomotif Los Angeles Auto Show, Rabu, 29 November 2017 di Los Angeles, Amerika Serikat. (AP Photo)
Trump telah berulang kali menyalahkan impor mobil Jerman ke Amerika Serikat. Trump mengatakan pada 11 Mei lalu bahwa ia berencana untuk mengenakan tarif 20 persen atau 25 persen pada beberapa kendaraan impor karena surplus perdagangan otomotif Jerman dengan Amerika Serikat.
Pada Senin 25 Juni, di South Carolina, Donald Trump menyalahkan produsen mobil Jerman termasuk BMW atas impor otomotif, meskipun BMW mempekerjakan 9.000 karyawan di pabrik perakitan di South Carolina, Amerika Serikat.
"Kami akan meluruskannya," kata Trump yang merujuk ketidakseimbangan neraca dalam perdagangan otomotif, "Itu semua akan berhasil."
Sementara Komisi Perdagangan Uni Eropa menyebut neraca perdagangan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa seimbang jika dirangkum secara keseluruhan.
Baca: Selain Harley, Wiski Amerika Serikat Ikut Terdampak Perang Dagang
"Hanya 15 persen dari mobil-mobil Amerika yang diekspor tunduk pada tarif, karena mobil dengan komponen Eropa di dalamnya, sebesar 85 persen, masuk dalam pengecualian. Jadi kita berbicara tentang jumlah yang sangat sedikit. Dan kita juga tahu bahwa pabrik mobil Eropa di AS mempekerjakan jutaan orang Amerika. Jadi mereka akan terpengaruh. Memang benar bahwa kita memiliki tarif impor yang sedikit lebih tinggi daripada Amerika Serikat, yakni 10 persen dan itu benar, mereka menerapkan 2,5 persen. Tapi mereka menerapkan tarif lebih tinggi misalnya pada truk dan lori, mereka juga memberlakukan tarif lebih tinggi pada sepatu, pakaian ... jadi selisih tarif keseluruhan di antara kita kecil," Cecilia Malmstrom, Komisioner Perdagangan Uni Eropa, seperti dilansir dari Euronews, saat konferensi pers tentang hambatan perdagangan dan investasi pada Selasa 26 Juni.
Amerika Serikat saat ini mengenakan tarif 2,5 persen untuk mobil penumpang yang diimpor dari Uni Eropa dan tarif 25 persen untuk truk pick up yang diimpor. Sementara Uni Eropa memberlakukan tarif 10 persen untuk mobil AS yang diimpor.