Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amerika Serikat Sahkan Penggunaan Obat Ganja untuk Epilepsi

image-gnews
Karyawan mengolah ganja di laboratorium produsen obat-obatan herbal Bionorica di Neumarkt, Jerman, 9 Februari 2018. Jerman telah melegalkan penggunaan ganja untuk medis pada Maret tahun lalu. REUTERS
Karyawan mengolah ganja di laboratorium produsen obat-obatan herbal Bionorica di Neumarkt, Jerman, 9 Februari 2018. Jerman telah melegalkan penggunaan ganja untuk medis pada Maret tahun lalu. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat mengesahkan undang-undang yang memperbolehkan GWS Pharmeceuitcals Plc menggunakan ganja untuk pengobatan epilepsi pada Senin, 25 Juni 2018, dan menjadikan penggunaan bahan baku ganja untuk tujuan medis yang pertama. Pengesahan ini termasuk memperbolehkan pasien setelah dua tahun atau lebih untuk perawatan Dravet Syndrome (DS) dan Lennox-Gastaut (LGS).

"Pengesahan ini sebagai titik kemajuan dan program pengembangan penggunaan bahan yang mengandung ganja untuk kepentingan terapi medis," kata Scott Gottlieb, Komisioner Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat, seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 26 Juni 2018.

Baca: Parlemen Kanada Akhirnya Mengesahkan UU Legalisasi Ganja

Obat epidiolex mengandung cannabidiol (CBD), salah satu unsur dari ratusan unsur yang ada di ganja dan mengandung kurang dari 0,1 persen tetrahydrocannabinol (THC), yang merupakan komponen memabukkan dalam ganja.

GWS Pharma memiliki pasokan ganja dari rumah kaca di Inggris untuk mengolah dan memastikan kandungan yang ingin dimasukkan sebagai obat. Meskipun THC dalam ganja bisa mengakibatkan halusinasi dan paranoia, unsur CBD bisa digunakan untuk mengobati penyakit kejiwaan.

Baca: Kanada akan Tetapkan Usia Minimal 18 Tahun untuk Konsumsi Ganja

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

GW Pharma mengatakan klasifikasi komponen dalam ganja akan dilakukan selama 90 hari. Namun perusahaan belum memastikan harga untuk obat ini. Produsen obat GW Pharmeceuticals telah meneliti obat ini terhadap 500 anak-anak dan orang dewasa dengan perawatan menggunakan ganja.

Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan AS (FDA), mengutip Associated Press, mengatakan epilepsi bisa diredam menggunakan obat berbahan ganja ini, dipadukan dengan perawatan obat-obatan epilepsi. Sebelumnya, FDA juga menggunakan ganja untuk mengobati penurunan berat badan bagi penderita HIV.

Produk-produk berbahan ganja dipamerkan di Konvensi Asosiasi Ganja Internasional di New York, Amerika Serikat, Ahad 12 Oktober 2014. REUTERS/Eduardo Munoz

Minyak CBD saat ini dijual bebas secara online dan di toko khusus di seluruh Amerika Serikat meski status legalnya masih belum jelas. Produsen minyak CBD mengatakan minyak diproduksi dari ganja yang mengandung sedikit THC, yang bisa digunakan untuk produksi pakaian, makanan, dan sebagainya. FDA sempat menyampaikan klaim produsen CBD bahwa produk ganja mereka bisa mengobati berbagai penyakit khusus, seperti kanker atau Alzheimer.

Baca: Nonton Piala Dunia 2018 Boleh Bawa Ganja? Tilik Dulu Aturannya

Sembilan negara bagian dan Distrik Columbia telah melegalkan ganja untuk kepentingan pribadi. Sedangkan 20 negara bagian lain telah melegalkan ganja untuk kepentingan medis, tapi pemerintah Amerika Serikat memperketat pengawasan dan klasifikasi unsur ganja untuk kepentingan medis, sama halnya dalam penggunaan medis yang menggunakan unsur narkoba heroin dan LSD.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jerman Legalkan Ganja untuk Rekreasi Mulai 1 April 2024

17 hari lalu

Ilustrasi Ganja. Getty Images
Jerman Legalkan Ganja untuk Rekreasi Mulai 1 April 2024

Pemerintah Jerman melegalkan penggunaan ganja untuk rekreasi mulai 1 April 2024, menyusul negara-negara Eropa lainnya.


Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

20 hari lalu

Sejumlah anak-anak yang mengalami malnutrisi bermain di rumah sakit anak di Bangui, Republik Afrika Tengah, 11 Februari 2016. AP/Jerome Delay
Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

20 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

23 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

27 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.


Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

28 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

Pakar menjelaskan ciri-ciri epilepsi yang sebenarnya sangat banyak, contohnya melamun atau bahkan sakit kepala.


Dilaporkan Berefek Buruk, Penggunaan Ganja Rekreasi di Thailand akan Kembali Dilarang

33 hari lalu

Seorang wanita bekerja di dalam toko ganja, di Khaosan Road, salah satu tempat wisata favorit di Bangkok, Thailand, 29 Maret 2023. REUTERS/Chalinee Thirasupa
Dilaporkan Berefek Buruk, Penggunaan Ganja Rekreasi di Thailand akan Kembali Dilarang

Rancangan undang-undang pemerintah Thailand yang melarang penggunaan ganja untuk rekreasi akan mendapat persetujuan kabinet akhir bulan ini.


Polda Metro Jaya Amankan 66 Kilogram Ganja, Modus Pengiriman Paket Makanan dan Minuman

34 hari lalu

Direktorat Reserse Narkoba mengungkap kasus tindak pidana narkotika jenis ganja, LSD, dan ekstasi dalam sebulan ke belakang di di Lapangan Gedung Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Maret 2024.
Polda Metro Jaya Amankan 66 Kilogram Ganja, Modus Pengiriman Paket Makanan dan Minuman

Polda Metro jaya menangkap tiga orang tersangka tindak pidana narkotika selaku pengedar atas nama IP, DY, dan HP.


Gerombolan Tikus Mabuk Setelah Makan Ganja Sitaan di Kantor Polisi

34 hari lalu

Ilustrasi tikus. dailymail.co.uk
Gerombolan Tikus Mabuk Setelah Makan Ganja Sitaan di Kantor Polisi

Sekelompok tikus mabuk setelah memakan ganja yang merupakan barang bukti Kepolisian di New Orleans, Amerika Serikat.


Polri Tangkap 21.676 Tersangka Kasus Narkoba, Barang Bukti 1,8 Ton Sabu dan 1 Juta Butir Ekstasi

36 hari lalu

Konferensi Pers Pengungkapan Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Bareskrim Polri & Polda Jajaran Operasi Escobar 2024 di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, 13 Maret 2024. Di antaranya, sabu 2,8 ton, ekstasi 1.030.559 butir, ganja 1,6 ton, kokain 8,64 Kg, tembakau gorilla 127,2 Kg, etamine 24,8 Kg dan obat keras sebanyak 4.875.406 butir. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polri Tangkap 21.676 Tersangka Kasus Narkoba, Barang Bukti 1,8 Ton Sabu dan 1 Juta Butir Ekstasi

Bareskrim Polri belum menemukan bukti yang menghubungkan jaringan narkoba Fredy Pratama dengan sindikat Murtala Ilyas.