TEMPO.CO, Manila -- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memperluas kebijakan perang melawan narkoba hingga ke sekolah dasar. Ini akan dilakukan lewat pemeriksaan guru dan pengetesan penggunaan narkoba kepada siswa SD berusia minimal 10 tahun atau kelas empat.
“Program pencegahan penyalahgunaan obat-obatan terlarang di sekolah sudah berjalan. Ini terbukti efektif menangkal pengunaan obat-obatan dan mempromosikan gaya hidup sehat,” kata Catalino Cuy, kepala Badan Obat-Obatan Terlarang, DDB, seperti dilansir Telegraph, Jumat, 22 Juni 2018.
Baca:
Presiden Duterte Larang 7 hal Ini di Filipina, Apa saja?
Duterte Siap Mundur Jika Ada Petisi Memprotes Ciuman Bibirnya
Petugas hukum berencana meningkatkan kampanye anti-narkoba ini dengan menggelar pengecekan acak. Juru bicara DDB, Ella Marie Dimaculangan, mengatakan lembaganya akan menggelar proses konsultasi dengan sejumlah pihak seperti orang tua, guru dan kementerian Pendidikan. Ini dimaksudkan agar hak-hak siswa dan keamanan mereka terjamin saat pengecekan narkoba berlangsung.
Rencana ini memang mendapat penolakan dari kementerian Pendidikan. Kementerian ini berkeberatan dengan rencana pengetesan obat terlarang pada 14 juta siswa sekolah dasar dari kelas empat hingga enam. Kementerian beralasan pengetesan siswa SD hanya bisa dilakukan setelah dilakukan amandemen undang-undang terkait.
Duterte, seperti dilansir Reuters, menggelar perang narkoba sejak terpilih sebagai Presiden. Perang narkoba ini menelan korban ribuan orang, yang mayoritas adalah pengguna. Versi pemerintah mengatakan sekitar 4000 orang tewas karena melawan saat akan ditangkap.
Sedangkan versi lembaga advokasi HAM, jumlah korban tewas kemungkinan lebih besar yaitu mencapai sekitar 7000 orang, yang tewas ditembak polisi dan tentara secara extra-judicial killing. Duterte dilaporkan ke Mahkamah Kriminal Internasional karena kebijakannya yang dinilai tidak berperi-kemanusiaan ini.
Baca:
Cium Bibir di Acara Resmi Negara, Presiden Filipina Dikritik
Heboh Rodrigo Duterte, Apa Sebetulnya Kriteria Pelecehan Seksual?
Soal ini, juru bicara Philippine Drug Enforcement Administration, Derrick Carreon, mengatakan lembaga itu memang akan mengusulkan amandemen UU untuk mewajibkan semua siswa sekolah dan perguruan tinggi menjalani tes narkoba.
Lembaga di bawah pemerintahan Duterte ini juga ingin ada pengecekan acak terhadap siswa SD berusia 10-12 tahun setelah sejumlah siswa SD tertangkap dalam razia di sebuah sarang narkoba di luar ibu kota Manila beberapa waktu lalu.