TEMPO.CO, Ankara – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan akan melanjutkan operasi militer di Suriah.
Erdogan mengatakan ini merupakan upaya untuk membebaskan Suriah agar para pengungsi bisa segera kembali ke daerah tempat tinggalnya.
Saat ini ada sekitar 3,5 juta pengungsi Suriah yang tinggal di Turki pasca perang pecah di negara tetangganya itu pada Maret 2011.
Erdogan Terpilih Jadi Presiden Turki, Raih Suara Mayoritas
Erdogan Klaim Menangi Pemilu Turki
“Mulai besok kita akan segera bekerja untuk mewujudkan janji-janji yang telah kita buat kepada rakyat,” kata Erdogan kepada massa pendukungnya dari balkon kantor pusat Partai Keadilan di Ankara, Senin, 25 Juni 2018 seperti dilansir Mirror.
Erdogan, yang juga melakukan pembersihan politik besar-besaran pasca kudeta gagal 2016, juga berjanji akan meningkatkan perang terhadap kelompok-kelompok teroris.
Baca:
Presiden Erdogan Minta Warga Turki Tukar Mata Uang Asing ke Lira
Turki Menggelar Pemilu Hari Ini, Erdogan Menang Mudah?
Erdogan memenangkan pemilu 2018 melawan lima kandidat Presiden lainnya dengan perolehan suara sekitar 52,5 persen. Ini membuatnya melanjutkan kekuasaan sebagai Presiden untuk lima tahun berikutnya. Kandidat penantang utama yaitu Muharrem Ince dari Partai Rakyat Republik mendapat 31,7 persen.
Erdogan mengatakan pasukan Turki dan sekutunya di Suriah berada di 6 kilometer Afrin pusat. [Khalil Ashawi/Reuters]
Ini merupakan pemilu bersejarah bagi Turki karena ini pemilu pertama yang menerapkan sistem Presidensil, yang diputuskan lewat referendum menjelang akhir tahun lalu.
Turki mulai menggelar operasi militer di perbatasan selatan negara itu dengan Suriah pada 2017. Seperti dilansir Reuters, ini dilakukan karena pasukan milisi Kurdi, yang mencoba memisahkan diri dari Turki, kerap melintasi perbatasan itu dan menyerang kamp militer Turki. Saat ini Turki menguasai daerah Afrin dan mengusir milisi Kurdi.
Pasukan Turki juga mengejar pasukan YPG atau Unit Perlindungan Rakyat Kurdi, yang beroperasi di perbatasan utara Suriah seperti di Kota Manbij. Turki membentuk milisi Free Syrian Army untuk membantu operasi militer ini.