TEMPO.CO, Jakarta - Ledakan empat rudal balistik yang diadang rudal patriot Arab Saudi di angkasa getarannya dirasakan kantor Kedutaan Besar RI (KBRI) di Riyadh, Arab Saudi. Kaca-kaca bangunan KBRI bergetar keras dampak empat ledakan di langit Kota Riyadh pada 24 Juni 2018 sekitar pukul 20.40 waktu setempat.
“Waktu kejadian, saya masih berada di ruangan KBRI dan tiba-tiba ada suara menggelegar dan semua kaca bergetar. Saya turun dari lantai tiga dan ponsel (telepon seluler) saya berdering, ada panggilan dari istri yang juga ketakutan suara gemuruh tersebut. Saya lari ke pos keamanan dan mendapat informasi getaran itu dari rudal yang dihadang oleh rudal patriot," kata Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel.
Baca: Arab Saudi Cegat Rudal Balistik Houthi
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel. TEMPO/Elik Susanto
Rudal yang saling berbenturan itu menghasilkan kilatan cahaya yang sangat menyilaukan mata. Sebagian pecahan rudal jatuh di sebuah titik di kawasan Diplomatic Quarter atau DQ, sebuah kompleks kedutaan asing di Arab Saudi. Penjagaan akses masuk ke DQ pun diperketat beberapa jam setelah pecahan rudal tersebut jatuh.
Arab Saudi memimpin koalisi serangan ke Yaman untuk menumpas pemberontak garis keras di negara itu. Kelompok pemberontak Houthi dan pemerintah Yaman telah bertempur sejak 2004, tapi pertempuran sebatas di kawasan miskin utara Provinsi Saada, yang menjadi basis pertahanan Houthi. Dalam perang Yaman, Houthi mendapatkan dukungan dari Iran. Sedangkan Yaman disokong Arab Saudi.
Serangan rudal ke Riyadh pada Minggu, 24 Juni 2018, ini adalah yang kelima setelah serangan pada 4 November 2017, yang menargetkan Bandar Udara Internasional King Khaled. Sedangkan serangan kedua terjadi pada 19 Desember 2017 dan serangan ketiga pada 25 Maret 2018 menyebabkan tewasnya seorang warga negara Mesir akibat terkena pecahan rudal. Adapun serangan rudal keempat terjadi pada 9 Mei 2018. Total rudal balistik yang berhasil diintersep Arab Saudi ke wilayahnya, mayoritas ke wilayah Jizan dan Najran, lebih dari 155 rudal.
Baca: Rudal Houthi Yaman Hantam Arab Saudi, Warga Mesir Tewas
Dalam mengantisipasi dan melindungi warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Arab Saudi, KBRI sudah menyiapkan tim manajemen krisis atau CMT atau semacam tim reaksi cepat yang dipimpin atase pertahanan KBRI, Drajat Bima Yoga. Tim ini nantinya bertugas mengevakuasi para WNI yang berada di kawasan rawan, seperti Najran dan Jizan, yang terletak di perbatasan Arab Saudi-Yaman.
Dalam surat pribadinya kepada Dubes RI, Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Abdulaziz bin Saud bin Naif bin Abdulaziz Al Saud menegaskan negaranya berkomitmen melindungi semua WNI di Arab Saudi dari serangan rudal-rudal tersebut. Pangeran Abdulaziz juga memastikan Angkatan Udara Arab Saudi mampu menangkis serangan-serangan rudal tersebut.