TEMPO.CO, Jakarta - Serangan para penggembala ternak di enam desa di Nigeria tengah menewaskan 86 orang. Motif penyerangan diduga berebut lahan subur.
"Enam orang cedera dan 50 rumah hancur akibat serangan di Distrik Gashish di negara bagian Plateau," bunyi laporan Channels Television mengutip keterangan polisi setempat, Senin, 25 Juni 2018.
Baca: Rusuh di Nigeria, Ratusan Penggembala Tewas
Penguburan masal korban tewas bentrok antara para pengembala di Dogo Nahawa, Nigeria (8/3). Ratusan orang tewas dalam kerusuhan tersebut. REUTERS/Akintunde Akinleye
Aksi mematikan tersebut mendapatkan perhatian dari pemerintah pusat. Presiden Muhammadu Buhari dalam akun Twitter mengatakan, dia sangat menyesalkan peristiwa itu. "Nyawa dan harta hilang dengan cara yang sangat memilukan di Plateau," tulisnya lagi di Twitter seperti dikutip Al Jazeera, Senin.
"Saya menyampaikan duka yang sangat dalam atas insiden tersebut. Kami tidak akan tinggal diam hingga para pembunuh, penjahat dan pendukungnya diseret ke pengadilan."
Menurut gubernur negara bagian, Simon Lalong, serangan brutal tersebut berlangsung dari pukul 18.00 petang waktu setempat hingga 06.00 pagi (17.00 GMT hingga 05.00 GMT). Selanjutnya, dia mengunjungi desa-desa yang menjadi sasaran serangan dan minta aparat keamanan melakukan investigasi.Sebuah gereja Katolik St Rita di desa Malali, setelah hancur oleh ledakan bom bunuh diri yang menabrakan kendaraannya yang dikemas dengan bahan peledak, di kota utara Nigeria Kaduna, (28-10). REUTERS/Stringer)
Hingga saat ini belum jelas motif dan siapa pelaku serangan tersebut. Ketegangan antara komunitas petani Kristen dan penggembala yang mayoritas muslim kerap terjadi di kawasan subur tersebut dalam beberapa tahun ini.
Baca: Warga Kristen Nigeria Meninggalkan Kampung Mereka
Nigeria bagian utara yang harus menghadapi masalah kekeringan menyebabkan para penggembala menggiring hewan ternaknya ke selatan yang lebih subur. Aksi ini menimbulkan konflik dengan penduduk setempat.