TEMPO.CO, Jakarta - Turis dilarang untuk mengunjungi masjid ikonik Kota Kinabalu, Malaysia lantaran beredar video dua turis wanita berjoget di atas pagar masjid. Video itu viral di media sosial.
Jamal Tun Sakaran, ketua masjid Kota Kinabalu, mengatakan pada hari Minggu, 24 Juni 2018 bahwa semua bus ekspres, taksi Grab dan taksi konvensional tidak diizinkan untuk membawa turis ke masjid dan sekitarnya.
Baca: Masjid Ningxia Cina Siapkan Takjil Ramadan untuk Turis Indonesia
"Kendaraan-kendaraan ini juga tidak bisa parkir di kompleks masjid," tambah Jamal.
Kendaraan yang diizinkan hanyalah taksi yang telah terdaftar di manajemen masjid.
Dalam video viral berdurasi sembilan detik yang diunggah di Facebook tersebut, dua wanita terlihat berjoget di atas pagar masjid dengan masjid Kota Kinabalu sebagai latar belakangnya, sementara satu wanita lainnya merekam aksi keduanya.
"Pimpinan manajemen masjid telah menyatakan rasa kecewa yang besar terhadap tindakan dari beberapa turis meskipun telah diberi penjelasan tentang kode etik saat berada di kompleks masjid," kata Jamal dalam sebuah pernyataan.
Baca: Cerita Hadirnya Masjid Agung Moscow Berkubah Emas di Rusia
Jamal menambahkan, untuk menjaga masjid Kota Kinabalu beserta citra dan kesucian Islam, manajemen akan mengadakan diskusi lebih lanjut dengan operator-operator tur wisata. Diskusi ini dimaksudkan untuk menemukan cara terbaik yang menguntungkan bagi semua pihak serta untuk memastikan kelangsungan industri pariwisata di Sabah.
Dia juga mengatakan bahwa masjid akan mempekerjakan lebih banyak kelompok sukarelawan sipil, atau anggota RELA, untuk menjaga gedung dan sekitarnya, seperti dilaporkan The Star.
Kementerian Pariwisata, Budaya, dan Lingkungan Sabah juga akan mengambil beberapa langkah untuk mengidentifikasi identitas dua turis dalam video yang beredar tersebut.
Baca: Muslim dari 3 Negara Ini Paling Banyak Wisata Ziarah ke Yerusalem
"Tindakan yang dilakukan para turis di masjid ini menunjukkan kurangnya rasa hormat mereka kepada para pemeluk Muslim disini serta keramahan yang telah diberikan kepada mereka," kata Assafal Alian, asisten di Kementerian Pariwisata dalam sebuah pernyataan.
Menurutnya, pihaknya akan menindak tegas pelaku yang menari di pagar tembok masjid ikon Kinabalu beserta operator wisatanya seraya menegaskan, Sabah adalah negara dengan multi-etnis dan multi-agama. "Begitu kami mengidentifikasi kebangsaan turis-turis itu, tindakan tegas akan kita ambil untuk mereka dan juga operator pariwisatanya."
CHANNEL NEWS ASIA | RYAN DWIKY ANGGRIAWAN