TEMPO.CO, Ankara – Pemilu Turki, yang digelar pada 24 Juni 2018, memunculkan penantang baru terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan, yaitu Muharrem Ince dari Partai Rakyat Republik.
Ince merupakan bekas seorang guru fisika, yang menjadi darah baru bagi PRR yang melempem dalam beberapa pemilu sebelum ini.
Baca Juga:
Baca:
Hadapi Masalah Luar Negeri Pelik, Erdogan Gelar Pemilu Turki
Pemilu Turki, Erdogan Diperkirakan Menang Mudah
Pada Rabu, 20 Juni 2018, Ince menggelar pertemuan akbar kampanye yang diperkirakan diikuti ratusan ribu pendukungnya di Kota Izmir, yang berbatasan dengan laut Aegea.
Ince berusia 10 tahun lebih muda dari Erdogan yang saat ini berusia 64 tahun. Dia berusaha menggambarkan inkumben sebagai tokoh politik yang tidak memiliki ide-ide segar.
Calon Presiden Turki Muharrem Ince dari partai oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) saat berkampanye. AP Photo
Berbeda dengan Erdogan yang mendukung sistem baru Presidensil, Ince malah ingin mengembalikan sistem pemerintahan ke parlementer.
“Namun, ada keraguan apakah seorang Presiden baru dengan kekuasaan yang luar bakal mau dengan segera menyerahkan kekuasaannya kepada parlemen terlebih jika partai pendukungnya tidak memiliki suara mayoritas di parlemen,” begitu dilansir CNN, Ahad, 24 Juni 2018.
Baca:
Injil Kuno Ditemukan dalam Pemeriksaan Lalu Lintas di Turki
Ini Tujuan Rusia, Turki, dan Iran dalam Perang 7 Tahun di Suriah
Penantang kedua terkuat adalah tokoh Partai Baik yaitu Meral Aksener, yang diperkirakan bakal muncul di peringkat ke tiga setelah Partai Keadilan di urutan pertama dan Partai Rakyat Republik.
Aksener mendapat julukan ‘serigala betina dan pernah menjadi menteri Dalam Negeri. Dia meninggalkan Partai Gerakan Nasional karena partai itu bergabung dengan Erdogan dan PK membentuk koalisi. Aksener adalah seorang nasionalis konservatif, yang ingin mengambil dukungan basis kanan dari Erdogan.
Calon Presiden Turki, Meral Aksener dari Partai Iyi saat berkampanye. AP Photo
Sedangkan kandidat calon Presiden Selahattin Demirtas, yang diusung Partai Demokratik Rakyat, dikenal sebagai pendukung kelompok Kurdi. Dia maju sebagai kandidat dari dalam penjara karena dia masih ditahan dalam kasus terlibat gerakan teror, yang diprotes partainya sebagai tuduhan bermotif politik.
Erdogan juga mendapat tantangan dari capres Temel Karamollaoglu yang diusung Partai Kebahagiaan. Partai ini mengincar basis suara konservatif dari Partai Keadilan.
Ketiga partai oposisi utama di atas ini menggalang koalisi di parlemen. Jika PDR mendapat suara minimal 10 persen maka koalisi mayoritas PK dan PGN di parlemen bisa terancam.
Seperti dilansir Anadolu, proses pencoblosan pemilu Turki sudah dimulai pada pukul 8 pagi, 24 Juni 2018 waktu setempat dan bakal berakhir pada pukul 5 sore nanti.
Pemerintah mengeluarkan ketentuan pelarangan berjualan dan konsumsi alkohol hari ini di ruang publik untuk menjaga ketertiban selama pemilu Turki.