TEMPO.CO, Jakarta - Jembatan yang kokoh menjulang, masjid megah hingga rencana pembangunan bandara terbesar di dunia telah menjadi kebanggaan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam masa pemerintahannya. Selama 15 tahun terakhir, Erdogan telah membuat jejak kepemimpinannya di penjuru Turki melalui pembangunan infrastruktur yang megah.
Yang terbaru dan menuai pro kontra, Erdogan berambisi membangun kanal raksasa bernama Kanal Istanbul. Ia mengusung proyek ini selama kampanye menjelang pemilihan presiden Turki yang akan dilaksanakan pada 24 Juni 2018. Rencana pembangunan kanal raksasa ini, sebenarnya telah diutarakan dalam beberapa tahun terakhir dan nampaknya Erdogan semakin serius dengan rencana yang ia sebut proyek gila.
Jika direalisasikan, maka Kanal Istanbul sepanjang 45 kilometer ini digadang-gadang akan menyaingi terusan Suez dan Panama. Erdogan menilai terusan Istanbul yang menghubungkan laut utara dan selatan bakal memudahkan lalu lintas di selat Bosphorus sebagai jalur utama pelayaran global.
Baca: Turki Bangun Pangkalan Ilmiah Bersama 30 Negara Lain pada 2019
Kanal Istanbul, Mega Proyek Ambisius Erdogan, Tuai Kontroversi
Baca: Turki Terima Dua Jet Pertama F-35 dari Amerika Serikat
Sayang, rencana ini menimbulkan keresahan di kalangan aktivis lingkungan hidup dan para petani di sekitar area pembangunan. Pasalnya, pembangunan ini dinilai dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan penggusuran rumah serta wilayah pertanian.
Situs arkeologi berusia 8.500 tahun, Laguna Kucukcekmece dan dua cekungan yang menyediakan air bersih di Istanbul, terancam rusak. Dikutip dari Reuters pada 13 Mei 2018, Dewan Asosiasi Insinyur dan Arsitek Turki atau TMMOB mengatakan proyek tersebut dapat meningkatkan kadar oksigen di Laut Hitam dan berdampak pada populasi satwa liar.
Meski mendapat banyak kritik, Erdogan menjadikan pengerjaan proyek kanal Istanbul ini sebagai prioritas utama setelah digelarnya pemilu. Dukungan rakyat Turki terhadap Erdogan untuk terus menyuburkan negaranya melalui pembangunan raksasa sepertinya akan dibuktikan pada pemilihan presiden mendatang. Jika Erdogan memperoleh lebih dari 50 persen suara pada putaran pertama, kemungkinan terwujudnya pembangunan kanal raksasa ini semakin menjadi kenyataan.
NYTIMES.COM | REUTERS | INSAN QURANI