TEMPO.CO, New York - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, menyayangkan keputusan Amerika Serikat keluar dari keanggotan di Dewan HAM PBB.
“Arsitektur Dewan HAM PBB berperan sangat penting dalam mempromosikan dan melindungi HAM di seluruh dunia,” kata Guterres seperti disampaikan juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, lewat penjelasan tertulis, Selasa, 19 Juni 2018 waktu setempat.
Baca:
Amerika Serikat Veto Resolusi DK PBB untuk Palestina
Sebuah Survei Ungkap Pertentangan Yahudi Amerika Serikat - Israel
Situs News.UN.Org melansir Dewan HAM PBB, yang berbasis di Jenewa, Swiss, beranggotakan 47 negara yang bernaung di bawah PBB. “Lembaga ini tidak hanya mempromosikan dan melindungi HAM tapi juga menangani isu pelanggaran HAM dan membuat rekomendasi penanganannya,” begitu dilansir situs ini.
Dewan HAM PBB juga menjadi forum untuk diskusi berbagai tema pelanggaran HAM dan situasi terkait agar mendapat perhatian dan penanganan setiap tahunnya. Anggota dari Dewan HAM PBB dipilih oleh Sidang Umum PBB.
Baca:
Israel Ingin AS Rahasiakan Perangkat Lunak F-35 Dari Turki
Amerika Serikat Diminta Israel Akui Dataran Tinggi Golan Miliknya
“Sekjen lebih memilih AS untuk tetap menjadi anggota Dewan HAM PBB,” begitu pernyataan resmi Guterres.
Seperti diberitakan, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, dan Menteri Luar Negeri, Mike Pompeo, mengatakan negaranya keluar dari keanggotaan Dewan HAM PBB.
Dubes As untuk PBB, Nikki Haley. REUTERS/Brendan McDermid
Keduanya mengatakan Dewan gagal melaksanakan tugasnya melindungi HAM. Nikki mengatakan Dewan HAM PBB telah terlalu lama menjadi pelindung para pelanggar HAM dan menjadi kolam bias politik.
Media CBS dari Amerika melansir, Nikki menyebut Dewan sebagai organisasi yang tidak layak menyandang namanya. Dia menyebut negara-negara seperti Cina, Kuba dan Venezuela sebagai negara yang kerap melanggar HAM. Tapi, Dewan HAM PBB memilik bias kronis terhadap Israel.