TEMPO.CO, Jakarta - Taliban menolak melanjutkan gencatan senjata seperti diajukan Presiden Afganistan Ashraf Ghani setelah keduanya sepakat gencatan senjata tiga hari untuk menghormati Idul Fitri.
"Gencatan senjata berakhir malam ini dan operasi kami akan dimulai, insya Allah," kata Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban seperti dilansir Sky News pada Ahad, 17 Juni 2018.
Baca: Bom Bunuh Diri ISIS Saat Taliban - Afganistan Gencatan Senjata
"Kami tidak punya niat untuk memperpanjang gencatan senjata," kata Mujahid.
Penolakan Taliban memperpanjang gencatan senjata dikhawatirkan akan menghancurkan harapan untuk perdamaian jangka pendek yang dicapai bersamaan dengan perayaan Idul Fitri.
Pernyataan Taliban juga dikeluarkan setelah Presiden Afganistan Ashraf Ghani meminta untuk memperpanjang waktu gencatan senjata.
Baca: Afganistan Umumkan Gencatan Senjata Tanpa Syarat dengan Taliban
Gencatan senjata tiga hari untuk menyambut Idul Fitri merupakan yang pertama kalinya di seluruh negeri, sejak kehadiran pasukan Amerika Serikat di Afganistan tahun 2001.
Pada Idul Fitri yang dirayakan Sabtu, 16 Juni 2018, pasukan keamanan Afganistan dan penduduk di provinsi Kunduz menyambut puluhan pejuang Taliban.
Para gubernur dan pejabat pemerintah senior menyelenggarakan pesta-pesta kecil, memainkan musik untuk menyambut gencatan senjata.
Baca: 9 Teror Sadis ISIS dan Taliban di Afganistan Awal 2018
Namun beberapa anggota parlemen dan mantan pejabat tinggi mengkritisi gencatan senjata tersebut. Mereka menuding Ghani telah melakukan kesalahan besar dengan mengizinkan milisi Taliban memasuki daerah-daerah yang dikuasai pemerintah.
Di saat puluhan milisi Taliban berkumpul bersama pasukan pemerintah Afganistan dan rakyat setempat, tiba-tiba ledakan terdengar di Nangarhar yang ternyata merupakan bom bunuh diri milisi ISIS, Sedikitnya 36 orang tewas dan puluhan orang terluka. ISIS yang berbasis di Afganistan, tidak termasuk dalam gencatan senjata, mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu.
SKY NEWS|TODAY ONLINE