TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin redaksi surat kabar Rising Kashmir, Shujaat Bukhari tewas ditembak tiga pria tak dikenal saat keluar dari kantornya di Srinagar, India pada Kamis malam, 14 Juni 2018.
Bukhari ditembak saat masuk ke dalam mobilnya. Dua petugas keamanan pribadinya juga tewas ditembak. Bukhari saat itu bermaksud pulang dari kantornya di Press Colony menuju rumahnya. Saat itu jam berbuka puasa.
Baca: Selama Ramadan, India Tunda Operasi Militer di Kashmir
"Hari ini sekitar jam 7.30 malam saat ia keluar dari kantor dan masuk ke dalam mobilnya, tiga teroris, yang datang dengan membawa sepeda motor melakukan tembakan. Dua petugas keamanan pribadinya juga diterjang peluru... Mereka ditembak sebelum sempat bertindak," ujar petugas kepolisian seperti dilaporkan NDTV pada 15 Juni 2018.
Menurut polisi, pelaku penembakan menunggu Shujaat Bukhari keluar dari gedung, sebelum bersiap menyerang.
Polisi belum mengetahui identitas 3 pelaku penembakan Bukhari dan 2 petugas keamanan pribadinya. CCTV yang dirilis polisi menunjukkan tiga pria itu melakukan serangan dengan sepeda motor. Satu pelaku mengenakan helm, dan dua lagi mengenakan masker untuk menutupi wajah mereka. Mereka membawa senjata tajam yang disembunyikan di dalam karung.
Ketiga pelaku diduga sengaja memilih waktu berbuka puasa untuk menembak Bukhari. Sebab saat itu kebanyakkan warga berada di dalam rumah.
Baca: Lagi, Wartawan di Meksiko Tewas Dibunuh
Sejumlah lembaga media seperti Editors Guild India dan Indian Press Club mengecam penembakan itu. Mereka meminta pemerintah meningkatkan kondisi keamanan bagi jurnalis.
"Serangan terhadap jurnalis adalah tantangan yang paling mendasar dari kemerdekaan pers dan demokrasi, terlebih di negara bagian seperti Jammu dan Kashmir," demikian pernyataan resmi Editors Guild of India.
The Asian Center for Journalism dan the Society of Asian Journalists juga mengecam pembunuhan Shujaat Bukhari. Jurnalis India ini merupakan alumni Master of Arts in Journalism di Universitas Ateneo, Manila dan peraih penghargaan Konrad Adenauer Asian Center for Journalism.
Ancaman terhadap nyawa Bukhari sudah pernah terjadi di masa lalu. Itu sebabnya polisi memberikan perlindungan padanya. Serangan terhadap Bukhari sebelumnya terjadi pada tahun 2000.
Bukhari beberapa kali mengorganisasi pertemuan untuk perdamaian di Kashmir dan menjadi mentor bagi sejumlah jurnalis muda. Dia juga bagian dari Track II atau saluran alternatif untuk proses dialog dengan Pakistan.