Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trauma Anak-anak Korban Letusan Gunung Fuego Guatemala

image-gnews
Foto 11 Juni 2018, korban selamat letusan gunung Fuego, bocah berusia enam tahun, Caty, berkata kepada keluarganya bahwa ia tidak ingin mati. [Louisa Reynolds/Al Jazeera]
Foto 11 Juni 2018, korban selamat letusan gunung Fuego, bocah berusia enam tahun, Caty, berkata kepada keluarganya bahwa ia tidak ingin mati. [Louisa Reynolds/Al Jazeera]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Caty, bocah berusia enam tahun mengatakan kepada ibunya bahwa dia tidak ingin mati oleh awan tebal dan gelap menyelimuti desa mereka El Porvenir satu minggu yang lalu, ketika gunung Fuego di Guatemala meletus.

Caty, orang tua dan adik lelaki berusia empat tahun, Anthony, termasuk di antara 12.000 lebih warga Guatemala yang dievakuasi setelah letusan gunung berapi Fuego, yang menyebabkan sedikitnya 110 orang tewas.

Baca: Situasi Gunung Fuego Guatemala sangat Kritis, Bisa Meletus lagi

"Dia menangis dan memeluk sepupunya sementara Anthony hanya menatap saya," Mirza Toma, ibu Caty, seperti dilaporkan Aljazeera, 11 Juni 2018.

"Dia terlalu muda untuk mengerti apa yang sedang terjadi," kata Toma yang berusia 28 tahun.

Toma dan anak-anaknya sekarang tidur di kasur busa di tempat penampungan yang sempit di kota San Juan Alotenango, di mana mereka harus menunggu dalam antrean panjang untuk menerima makanan dan menggunakan toilet.

Baca: Gunung Fuego di Guatemala: Kisah memilukan desa yang terhapus dari peta

Deretan kantung mayat yang berisikan jenazah korban letusan gunung berapi Fuego, di gudang cinderblock yang diubah menjadi kamar mayat sementara, di Escuintla, Guatemala, Jumat, 8 Juni 2018. Bencana ini dianggap sebagai letusan gunung berapi paling kejam di Guatemala dalam lebih dari satu abad. (AP Photo/Sonia Perez)

Sementara itu, saudara perempuannya mondar-mandir di kamar mayat mencari anak perempuan mereka yang hilang, yang berusia 6 dan 14 tahun. Mereka terakhir terlihat berlari di jalan dan di antara 197 orang yang masih hilang.

"Ketika dia melihat saya menangis, saya mencoba untuk menenangkan diri dan menjadi kuat untuknya," kata Toma, matanya berkaca-kaca. "'Sepupumu ada di surga,' kataku padanya."

Baca: Gunung Fuego di Guatemala meletus lagi, evakuasi digencarkan

Sementara Caty bermain dengan stetoskop mainan, dia mengatakan kucingnya ditinggalkan saat menyelamatkan diri dan dia takut para penjarah akan mencurinya.

Psikolog dan tim kesehatan lainnya memperingatkan bahwa anak-anak, seperti Caty, adalah korban yang paling rentan dari letusan gunung Fuego, Guatemala.

Petugas penyelamat mencari warga yang hilang di bawah puing-puing rumah yang hancur akibat tertimbun abu vulkanik dari letusan Gunung Fuego, di Escuintla, Guatemala, Selasa, 5 Juni 2018. (AP Photo/Rodrigo Abd)


Sehari setelah letusan, para petugas SAR merasa getir ketika menemukan tubuh enam bocah yang hangus terbakar di atas tempat tidur, di desa San Miguel Los Lotes, yang sepenuhnya terkubur oleh materi vulkanik.

Operasi penyelamatan Rabu 6 Juni lalu memberi harapan petugas setelah Esmeralda Lopez yang berusia 6 bulan, yang dijuluki oleh media lokal sebagai "anak ajaib", ditarik keluar dari reruntuhan, hidup dan sehat, tanpa goresan.

Pada hari yang sama, enam anak dengan luka bakar parah, berusia satu setengah hingga 16 tahun, dibawa ke Rumah Sakit Anak Shriners, di Galveston, Texas, Amerika Serikat, sebagai bagian dari upaya bantuan pemerintah Amerika Serikat.

Petugas penyelamat berhasil menemukan jenazah warga yang tertimbun abu vulkanik dari letusan Gunung Fuego, di Escuintla, Guatemala, Selasa, 5 Juni 2018. Gunung Fuego di wilayah Escuintla meletus pada Minggu, 3 Juni 2018. (AP Photo/Rodrigo Abd)

Edwin Bravo yang berusia delapan tahun, meninggal akibat luka parah di Rumah Sakit San Juan de Dios, di Kota Guatemala, malam sebelumnya.

Psikolog anak Leonel Dubon, menjelaskan bahwa anak-anak telah mengalami trauma karena kehilangan orang tua dan saudara kandung, hewan peliharaan dan harta benda mereka, serta lingkungan mereka, termasuk rumah dan sekolah mereka.

Baca: Gunung Api Guatemala Meletus, 200 Hilang dan 75 Tewas

Dubon adalah direktur Refugio de la Ninez, sebuah LSM perlindungan anak yang telah menempatkan 32 psikolog anak spesialisasi dalam trauma, untuk memberikan layanan konseling bagi korban muda dari tragedi itu, di 21 tempat penampungan di mana 4.175 orang yang selamat ditampung.

Beberapa anak menderita mimpi buruk, sementara yang lain diam dan menyendiri. Relawan telah mendorong mereka untuk menggambar untuk membantu mereka menghilangkan trauma. Ada yang menggambar lava dan batu, sementara yang lain menggambar pohon mati.

"Kami perlu membantu mereka sekarang untuk mencegah timbulnya gangguan stres pasca-trauma (PTSD)," kata Dubon.

Tujuh korban letusan Gunung Fuego, diantarkan ke peristirahatan yang terakhir di San Juan Alotenango, Guatemala, Senin, 4 Juni 2018. Letusan gunung ini memuntahkan asap besar hitam ke udara dan lahar panas sepanjang 8 kilometer pada Ahad, 3 Juni 2018. AP/Luis Soto

Joseline Xeron adalah ibu muda lainnya yang juga dievakuasi dari El Porvenir dan tinggal di penampungan lain di San Juan Alotenango, Guatemala. Suaminya kehilangan sembilan anggota keluarganya selama letusan.

Dia khawatir karena bayinya yang berusia tiga bulan sakit dan putrinya yang berusia lima tahun menolak untuk makan.

Foto: Aksi Petugas Penyelamat saat Erupsi Gunung Fuego di Guatemala

"Yang kami dapatkan hanyalah protemas (suplemen berbahan kedelai) dan dia tidak suka itu. Saya juga sakit diare," kata Xeron.

Xeron mengeluh bahwa pengungsi hanya diperbolehkan meninggalkan tempat penampungan antara jam 10 dan 11 pagi waktu setempat dan tidak diizinkan untuk membeli makanan mereka sendiri. "Jika kami belum kembali pukul 11, kami tidak diizinkan masuk. Kami datang ke sini mencari bantuan dan berakhir seperti di penjara," katanya.

Petugas penyelamat membawa seorang anak kecil saat erupsi Gunung Fuego di El Rodeo, Guatemala, 3 Juni 2018. REUTERS/Fabricio Alonzo

Sekelompok mahasiswa juga menghibur anak-anak dengan membantu mereka memecahkan pinata yang berbentuk seperti burung ungu dengan kaki oranye. Mereka bersorak gembira ketika sebuah lubang muncul di sisinya dan manisan mengalir keluar.

"Mereka tersenyum sekarang, tetapi begitu kita meninggalkan mereka, mereka kembali ke kenyataan. Mereka merindukan rumah mereka, mainan mereka, mereka berada dalam ruang sempit dan melihat begitu banyak wajah baru yang membuat mereka sedih," kata Joseline Perez, salah satu relawan.

Ketika Caty meletakkan stetoskop merah mudanya, dia berkata dengan sedih, "Kami lebih bahagia di El Porvenir, Guatemala. Saya dulu suka ayunan. Sekarang, hilang," ujar Caty, anak Guatemala dari sekian yang selamat dalam letusan gunung Fuego.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Seluruh Kabinet Tes Virus Corona Setelah Presiden Guatemala Positif Covid-19

19 September 2020

Presiden Guatemala Alejandro Giammattei saat menyaksikan konferensi pers dengan Michael Kozak, penjabat asisten sekretaris untuk Biro Urusan Kawasan Barat Departemen Luar Negeri AS, di Guatemala City, Guatemala 7 Februari 2020. [REUTERS / Luis Echeverria]
Seluruh Kabinet Tes Virus Corona Setelah Presiden Guatemala Positif Covid-19

Presiden Guatemala Alejandro Giammattei pada Jumat mengumumkan dirinya positif Covid-19 ketika Guatemala melonggarkan pembatasan perjalanan.


Menteri Kesehatan Guatemala dan 3 Wakilnya Dicopot

20 Juni 2020

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock
Menteri Kesehatan Guatemala dan 3 Wakilnya Dicopot

Menteri Kesehatan Guatemala dan tiga wakilnya di kementerian dicopot setelah dihujani kritik soal penanganan Covid-19 di negara itu.


18 Staf dan Pengawal Presiden Guatemala Terinfeksi Covid-19

8 Juni 2020

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. Reuters/DW
18 Staf dan Pengawal Presiden Guatemala Terinfeksi Covid-19

Presiden Guatemala mengatakan akan bekerja secara terpisah setelah staf dan pengawal terinfeksi Covid-19..


Kelaparan karena Lockdown, Warga Guatemala Kibarkan Bendera Putih

22 Mei 2020

Warga lingkungan Las Victorias, kebanyakan dari mereka adalah pedagang, mengibarkan bendera putih sebagai tanda meminta makanan karena lockdown yang diberlakukan pemerintah untuk menghentikan pergerakan orang karena wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Soyapango, El Salvador 19 Mei , 2020. [REUTERS / Victor Pena]
Kelaparan karena Lockdown, Warga Guatemala Kibarkan Bendera Putih

Warga di Guatemala dan El Salvador mengibarkan bendera putih di pinggir jalan sebagai tanda kelaparan karena lockdown ketat virus corona.


Virus Corona, Ratusan Imigran Guatemala dari Amerika Dikarantina

19 April 2020

Ilustrasi virus Corona. REUTERS/Dado Ruvic
Virus Corona, Ratusan Imigran Guatemala dari Amerika Dikarantina

Lebih dari 200 imigran asal Guatemala yang dideportasi dari Amerika dikarantina massal di sebuah gedung olahraga untuk mencegah virus corona.


Presiden Guatemala Akan Pertahankan Kedutaan Besar di Yerusalem

15 Januari 2020

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei. Sumber: Yoni Kempinski/israelnationalnews.com
Presiden Guatemala Akan Pertahankan Kedutaan Besar di Yerusalem

Presiden Guatemala yang baru akan mempertahankan kantor kedutaan besar Guatemala di Yerusalem.


Guatemala Buka Kedubes di Jakarta

10 Desember 2019

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memotong pita bersama Menlu Guatemala, Sandra Jovel Polanco, saat pembukaan kembali kantor kedubes Guatemala di Gedung WTC I, Jalan Sudirman, Jakarta. Budi Riza/Tempo
Guatemala Buka Kedubes di Jakarta

Pemerintah Guatemala ingin meningkatkan hubungan ekonomi, politik dan pendidikan dengan Indonesia.


Mantan Menteri di Guatemala Kena Blacklist Amerika Serikat

4 Desember 2019

Mantan Menteri Infrastruktur, Komunikasi dan Perumahan Guatemala, Alejandro Sinibaldi. Sumber: Prensa Libre: Hemeroteca PL/prensalibre.com
Mantan Menteri di Guatemala Kena Blacklist Amerika Serikat

Alejandro Sinibaldi, mantan menteri dari Guatemala dikenai sanksi oleh Amerika Serikat setelah diduga terlibat dalam korupsi.


Eks Tentara Elit Guatemala Dihukum Lebih dari 5000 tahun Penjara

25 November 2018

Mantan pasukan khusus Guatemala Santoz Lopez Alonzo dihukum 5190 tahun penjara karena melakukan kejahatan kemanusiaan terhadap ratusan orang tahun 1962.
Eks Tentara Elit Guatemala Dihukum Lebih dari 5000 tahun Penjara

Seorang mantan tentara patroli elit Guatemala, Kaibiles, dijatuhi hukuman lebih dari 5000 tahun penjara setelah terbukti membunuh ratusan gerilyawan.


Dituding Gelapkan Triliunan Rupiah, Eks Wapres Guatemala Dibui

11 Oktober 2018

Presiden Guatemala, Otto Perez Molina. Saul Martinez/Bloomberg via Getty Images
Dituding Gelapkan Triliunan Rupiah, Eks Wapres Guatemala Dibui

Eks Wapres Guatemala, Roxana Baldetti, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara setelah dinyatakan terlibat penggelapan uang triiliunan rupiah.