TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Paris Macron mendukung usulan kebijakan yang melarang siswa membawa ponsel ke sekolah dari Kementrian Pendidikan Prancis. Bila proses legislatif kebijakan lancar, larangan membawa ponsel bagi anak sekolah ini aktif per September 2018.
“Ponsel merupakan teknologi mutakhir namun tidak dapat memonopoli kehidupan kita,” kata Jean-Michel Blanquer, Menteri Pendidikan Paris, pada stasiun televisi LCI News, seperti yang dilansir Stuff NZ pada Senin, 11 Juni 2018.
Kebijakan ini juga termasuk salah satu janji kampanye Presiden Macron. Larangan ini dinilai telah menjadi salah satu solusi dalam masalah perundungan murid di sekolah dan akses menonton tayangan pornografi. Selain itu dengan berlakunya kebijakan ini nanti, para siswa diharapkan dapat meningkatkan konsentrasinya dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah.
Larangan membawa ponsel ini berlaku dari awal anak masuk sekolah sekitar usia 6 tahun hingga memasuki jenjang pendidikan sekolah menengah pertama. Namun terdapat kelonggaran bagi anak berkebutuhan khusus.
Baca: Cina Bangun Jalur Khusus Pecandu Ponsel, Begini Fungsinya
Blanquer menyebut kebijakan larangan ini untuk melatih anak-anak agar tidak ketergantungan pada ponsel dalam melakukan berbagai hal. Ia mengatakan bahwa kita pun tidak dapat menemukan berbagai cara melakukan sesuatu di dunia penuh teknologi ini jika tidak dapat membaca, menulis dan berhitung. Ia menyarankan agar masyarakat kota Paris dapat menghargai sesama dan lebih sering melakukan kerja sama dalam kelompok.
Ia juga menambahkan kebijakan ini cocok diberlakukan bagi anak-anak yang menjadi generasi abad 21 yang sangat erat hubungannya dengan kecanggihan teknologi.
Sejumlah pengunjung melihat ponsel terbaru Sony Xperia XZ2 and Sony Xperia XZ compact yang diperkenalkan dalam acara Mobile World Congress di Barcelona, 26 Februari 2018. Sony XZ2 menggunakan kamera 19MP dan fitur "Motion Eye" yang menjanjikan hasil foto yang jauh lebih tajam. REUTERS/Sergio Perez
Baca: Lagi, Gadis Tewas karena Smartphone
Walaupun kebijakan ini terkesan positif, terdapat pihak yang kontra terhadap kebijakan ini. Sebagian pengajar memberikan reaksi marah karena mereka dapat menjadi target kebijakan larangan selanjutnya.
Stephane Crochet dari persatuan guru UNSA dalam wawancara dengan stasiun radio RTL mengatakan langkah tersebut menjadi semacam penghinaan bagi staf dewasa dan dapat mengganggu keamanan.
Kontra terhadap kebijakan tersebut ditengahi oleh ketua partai La Republique En Marche (LREM), Richard Ferrand. Ia mengatakan bahwa kebijakan larangan membawa ponsel bagi siswa ini perlu dibarengi dengan kampanye untuk mengedukasi masyarakat agar mengerti pentingnya membatasi penggunaan ponsel bagi anak.
Terdapat sebuah studi yang dilakukan oleh agensi di Paris dalam pendataan telekomunikasi. Riset itu memperlihatkan remaja berusia 12 hingga 17 tahun sebanyak 93% memiliki ponsel. Angka ini naik dibanding meningkat dari studi 2005, yakni sebanyak 72%.
SKY | STUFF NZ | EURONEWS | AUDREY ANGELICA LOHO