TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan tingkat tinggi antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura menarik perhatian Paus Francis. Dikutip dari Reuters, Paus asal Argentina itu berharap pertemuan bersejarah tersebut akan mengarah pada perdamaian di Semenanjung Korea.
"Saya ingin sekali lagi menawarkan kepada masyarakat Korea tercinta sebuah pemikiran khusus dari persahabatan dan doa agar perundingan yang akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan di Singapura dapat berkontribusi pada perkembangan positif, yang menjamin perdamaian pada masa depan di Semenanjung Korea dan dunia," kata Paus Francis dalam misa Minggu pagi, 10 Juni 2018, waktu Italia.
Baca: Pertemuan dengan Kim Jong Un, Trump: Saya Membawa Misi Perdamaian
Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba di Pangkalan Udara Paya Lebar, Singapura, Ahad, 10 Juni 2018. Trump berkunjung ke Singapura untuk pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. AP/Evan Vucci
Baca: Ke Singapura, Kim Jong Un Pilih Naik Air China
Sebelumnya, Trump sudah tiba di Pangkalan Udara Paya Lebar pada Ahad, 10 Juni 2018, pukul 20.30 waktu Singapura. Orang nomor satu di Amerika itu disambut Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, yang pada Minggu siang hari tadi menjemput Kim di Bandar Udara Internasional Changi. Trump dan Kim akan membicarakan denuklirisasi Semenanjung Korea dan kesepakatan perdamaian terkait dengan Perang Korea pada 1950-1953, yang baru diakhiri dengan gencatan senjata.
Trum mengatakan optimistis pertemuannya dengan Kim akan berjalan sesuai harapan. Namun dia pun memastikan Kim hanya punya satu kesempatan.
"Saya merasa bahwa Kim Jong Un ingin melakukan sesuatu yang besar bagi rakyatnya dan dia telah memiliki kesempatan itu, tapi dia tidak akan mendapatkan kesempatan yang sama lagi. Dia telah mendapatkan kesempatan, dan saya rasa ini akan berjalan baik," kata Trump, seperti dikutip dari CNN.com pada Senin, 11 Juni 2018.
Pertemuan bersejarah keduanya akan dilakukan pada Selasa, 12 Juni 2018, di Capella Hotel di Pulau Sentosa, yang terletak di selatan Singapura. Sebelum pertemuan ini dilakukan, kedua kepala negara itu saling gertak dan ancam menyusul sikap Pyongyang, yang ingin mengejar program senjata nuklirnya.