TEMPO.CO, Jakarta - Serangan udara ke sebuah desa di basis pertahanan oposisi Suriah di Provinsi Idlib menewaskan sedikitnya 28 orang pada Kamis malam, 7 Juni 2018, waktu setempat.
"Jet tempur, sepertinya miliki Rusia, menyasar Desa Zardana di utara pedesaan Idlib. Gempuran udara tersebut mengakibatkan banyak korban jiwa," kata Rami Abdulrahman, Direktur Syrian Observatiry for Human Rights seperti dikutip Middle East Monitor, Jumat, 8 Juni 2018.
Baca: Gempuran Udara Rusia ke Idlib, Suriah, 44 Tewas
Seorang pria bernafas melalui topeng oksigen, usai serangan gas yang dicurigai di kota Khan Sheikhoun di Idlib yang dikuasai pemberontak, Suriah pada 4 April 2017. REUTERS
Kawasan di sebelah barat daya Idlib telah menjadi basis perlawanan kelompok oposisi melawan pasukan pemerintah. Daerah ini juga menjadi tempat pengungsian bagi sekitar 2,5 juta orang warga Suriah yang mengungsi akibat perang.Sebuah ambulans hancur akibat serangan udara yang menghantam sebuah rumah sakit di Kafr Takharim, Idlib Suriah, 25 April 2017. REUTERS/Ammar Abdullah
Dalam beberapa tahun ini, puluhan ribu pemberontak dan warga sipil Suriah meninggalkan beberapa daerah setelah kawasan tersebut dikuasai pasukan pemerintah dukungan Rusia dan Iran.
Baca: Ledakan Bom Mobil di Suriah, 20 Lebih Tewas
Pada April 2018, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian memperingatakan dunia internasional mengenai krisis kemanusiaan di Idlib, Suriah. "Ada risiko bencana kemanusiaan di sana. Nasib Idlib harus diselesaikan melalui proses politik, termasuk melucuti senjata milisi.