TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia pertama kali berpartisipasi dalam pameran internasional Posidonia 2018, yakni sebuah pameran perkapalan terbesar di Yunani dan diikuti oleh pelaku utama perkapalan. Kedutaan Besar Indonesia di Athena, Yunani, dalam keterangannya mengatakan keikutsertaan Indonesia dalam pameran ini sebagai bentuk keseriusan Indonesia dalam pengembangan sektor maritim.
Dalam pameran itu, Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association, Carmelita Hartoto Hardikusumo, menjelaskan mengenai perkembangan sektor perkapalan Indonesia. Sedangkan Duta Besar Indonesia untuk Yunani, Ferry Adamhar, memberikan pemaparan mengenai Posisi Indonesia sebagai negara maritim.
Baca: Miniatur Kapal Perang Majapahit Dijual Rp 200 Juta
Pameran Posidonia diselenggarakan selama lima hari dan berakhir pada 8 Juni 2018. Pada hari kedua pameran, Selasa, 5 Juni 2018, stand Indonesia menjadi pusat perhatian para pelaku bisnis perkapalan, baik pengusaha setempat maupun dari berbagai negara. Puluhan pengunjung mendatangi Stand Indonesia, khususnya saat acara Happy Hour berlangsung.
Perdana Menteri Yunani, Alexis Tsipras, mengunjungi stand Indonesia pada hari pertama pameran. Bukan hanya itu, konglomerat Yunani Yannis Vardinoyannis, juga menyambangi stand Indonesia dan berdialog dengan Duta Besar Ferry dan Hartoto. Vardinoyannis merupakan Managing Director Anek Line dan salah satu anggota keluarga konglomerat Vardinoyannis yang menguasai sektor migas dan pengangkutan antar pulau.
Baca: Bangladesh Beli Kapal Perang Buatan Indonesia
Pameran Posidonia yang telah berusia 50 tahun, merupakan pameran perkapalan terbesar di kawasan Mediterania. Sebagian besar peserta pameran dan para pengunjung adalah pelaku usaha sektor maritim internasional, seperti pemilik perusahaan perkapalan, agen kapal dan industri peralatan maritim.
Indonesia secara geografis dikelilingi oleh laut dan memiliki sekitar 17.000 pulau sehingga dikenal sebagai Archipelago Country. Nama “Indonesia” sendiri berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Indos” dan “Nesos” yang berarti Kepulauan Hindia atau India.
Sedangkan Yunani saat ini dikenal telah menguasai perkapalan internasional, dengan jumlah armada mencapai 4.092 kapal dengan 320.597.574 Deadweight Tonnage atau DWT dan 188.904 Gross Tonnage (GT). Khusus di sektor kapal tanker dan kargo, kapasitas armada Yunani mencapai 171,3 juta ton atau 81,57% kapasitas dunia.