TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku industri pariwisata Israel meminta pemerintahnya mempertimbangkan kembali keputusannya melarang peziarah asal Indonesia masuk Israel karena larangan itu akan membuat bisnis mereka rugi besar.
Asosiasi Operator Tur Israel dilaporkan Hareetz pada Kamis, 7 Juni 2008, mendesak diadakan pertemuan dengan pemerintah membahas soal larangan peziarah asal Indonesia masuk Israel.
Baca: Israel Melarang Turis Indonesia Masuk, Warga Menyesalkan
"Kerugian ekonomi bagi operator tur Israel, hotel, perusahaan bus, pemandu wisata dan banyak agen tur lainnya tidak dapat diterima. Tiket pesawat telah dibeli dan kewajiban untuk hotel dan penyedia layanan lainnya telah dibayar, dan sekarang kerugian yang sangat besar telah terjadi," kata Direktur jenderal Asosiasi Operator Tur Israel, Yossi Fattal.
Kementerian Luar Negeri Israel memutuskan untuk melarang wisatawan Indonesia sebagai langkah pembalasan. Indonesia, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, memutuskan untuk melarang warga Israel mengunjungi negara itu setelah pembunuhan terhadap warga Palestina dalam beberapa bulan terakhir di perbatasan Gaza.
Baca: Masuk ke Israel Tak Sulit, Ini Caranya
Kementerian Luar Negeri Israel kemudian membalas dengan melarang wisatawan dari Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia, mengunjungi Israel, pada Sabtu, 2 Mei 2018. Namun keputusan Kementerian Luar Negeri Israel memukulpelaku industri pariwisata negara itu.
Sana Srouji, yang mengepalai Eternity Travel yang berbasis di Yerusalem, mengatakan pada bulan Juni saja, perusahaannya menerima lebih dari 2.200 peziarah Kristen Indonesia. Namun mereka sekarang tidak dapat memasuki negara itu.
"Ini adalah orang-orang yang mencintai Israel dan ingin mengunjungi dan juga menyumbang banyak uang. Mereka adalah turis yang telah membeli tiket pesawat dan sekarang harus membatalkan semuanya dan tidak akan menerima kompensasi," katanya.
Baca: WNI Dilarang Masuki Israel, Potential Loss Capai Triliunan Rupiah
Srouji menjelaskan, travel miliknya adalah satu dari 11 perusahaan Israel yang mengkhususkan diri dalam pariwisata Indonesia. Dengan keputusan itu maka 70 persen penghasilannya akan hilang.
Larangan itu juga mempengaruhi pemandu wisata yang telah mempelajari bahasa Indonesia serta sopir bus, hotel dan tempat wisata.
Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomasi. Selama ini, turis Indonesia yang ingin berwisata rohani ke Israel umumnya melalui Mesir atau negara penghubung lainnya.