TEMPO.CO, Jakarta - Pelajar lulusan sekolah menengah pertama di Pennsylvania, Amerika Serikat, diberi perisai antipeluru untuk ransel dalam rangka persiapan masuk sekolah menengah atas. Sebuah perusahaan lokal menyediakan perisai balistik untuk pelajar di St. Cornelius.
“Saya tidak pernah berpikir saya membutuhkan ini,” kata seorang pelajar, seperti dilaporkan Time, 7 Juni 2018.
Perisai itu diberikan kepada para pelajar oleh Glen Mills-based Unequal Technologies, perusahaan yang merancang lempengan antipeluru ultra-tipis, yang dapat dimasukkan ke dalam ransel.
"Pistol tidak akan berarti apa-apa melawan produk seperti ini," ujar pemimpin perusahaan Unequal, Rob Vito.
Baca: Ini 5 Peristiwa Penembakan Massal di Sekolah Amerika
Dilansir dari Russia Today, perisai ini seukuran plat dada sama seperti yang digunakan rompi antipeluru. Perisai berukuran 25 x 30 centimeter dan berat kurang dari 300 gram, membuat perisai cukup ramping dan ringan untuk dimasukkan ke dalam ransel di samping buku sekolah dan kemasan makan siang. Teknologi perisai mampu menghentikan pisau, proyektil shotgun, dan mayoritas peluru pistol, bahkan peluru berkaliber .44 magnum atau peluru kaliber .357.
Organisasi Teens for Gun Reform berbaring di depan Gedung Putih pada Senin, 19 Februari 2018 meminta kontrol senjata pasca penembakan massal 17 orang siswa dan staf sekolah menengah Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Florida, Amerika Serikat, pada 14 Februari 2018. Politiciandirect.com.
Perisai ini diberikan kepada setiap pelajar yang lulus kelas delapan pada Senin 4 Juni lalu. Sementara 25 perisai diberikan kepada staf pengajar. Sejumlah pihak mengatakan ini ajang promosi gratis Unequal untuk menjual perisai seharga US$ 150 atau Rp 2 juta.
Baca: Penembakan Massal di Amerika, 17 Siswa Sekolah Tewas
Meskipun ancaman penembakan di SMP St. Cornelius terbilang kecil namun para staf melaksanakan aturan ketat, salah satunya SIM atau identitas pengunjung akan diperiksa sebelum memasuki kawasan sekolah, dan seluruh ruangan akan dikunci menggunakan kunci ganda.
Keamanan sekolah menjadi perhatian nasional sejak seorang pelajar menembak mati 17 orang di SMA Marjory Stoneman Douglas, Florida, Amerika Serikat. Bulan lalu, seorang remaja menembak mati 10 orang di sekolah menengah atas di Santa Fe, Texas, Amerika Serikat.
Baca: Penembakan di Texas, Pelaku Siapkan Bom dan Panci Berpaku
Akibat insiden penembakan ini, korban selamat penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas Florida mengkampanyekan pengawasan ketat peredaran senjata api, pengurus sekolah mulai melaksanakan aturan keamanan ketat dan pemeriksaan terhadap isi tas pelajar. Pemerintah Amerika Serikat juga didesak merevisi regulasi soal peredaran senjata api.