TEMPO.CO, Jakarta - Pemilu parlemen Mei 2018 telah membawa masyarakat Malaysia pada lembaran baru dan meninggalkan pemerintahan mantan Perdana Menteri Najib Razak yang berkuasa hampir satu dekade. Namun di tengah segala perubahan ini, salah satu proyek pembangunan gedung pencakar langit yang dibangun pada era Najib bernama Exchange 106, terus berlanjut.
Dikutip dari Reuters.com pada Rabu, 6 Juni 2018, gedung pencakar langit Exchange 106, akan menjadi gedung tertinggi di Asia Tenggara. Jika tidak ada aral melintang, Exchange 106 atau masyarakat lokal menyebut Menara Najib, akan rampung dalam beberapa bulan.
Baca: Proyek Jalur Pipa Gas Najib Razak Diinvestigasi
Namun, menyusul tumbangnya pemerintahan Najib, Exchange 106 telah masuk dalam daftar beberapa proyek besar yang akan di investigasi aliran dana dan transaksi pembangunannya oleh Pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohammad. Langkah ini sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi utang negara dan memberantas korupsi.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, dikelilingi oleh media saat ia meninggalkan Badan Anti-Korupsi di Putrajaya, Malaysia, 22 Mei 2018. (AP Photo/Vincent Thian)
Baca: Dipanggil KPK Malaysia, Istri Najib Razak Bawa Tas Mewah
Rezim baru di bawah Perdana Menteri Mahathir Mohamad memerintahkan agar foto-foto mantan perdana menteri Najib dihapus, juga poster-poster dengan slogan ‘1Malaysia’ dicopot dari kantor-kantor pemerintah. Seorang staf di perpustakaan nasional Malaysia mengatakan mereka bahkan menerima arahan untuk menyembunyikan buku-buku Najib dengan tidak memajangnya di meja depan.
Namun tentunya akan sangat sulit membongkar atau menyembunyikan gedung pencakar langit setinggi 492 meter tersebut dan jelas akan menjadi ganjalan yang sangat mencolok ketika pemerintah berusaha menghapus warisan Najib Razak.
Exchange 106 lebih tinggi dari Menara Kembar Petronas dan di gadang-gadang menjadi simbol pembangunan baru bagi rakyat Malaysia. Namun secara finansial bangunan tersebut memiliki potensi merugikan Malaysia.
"Gambaran yang seutuhnya tidak diceritakan. Namun, lebih baik kami segera merampungkan pembangunan gedung tersebut dan kami ambil alih daripada dibiarkan terbengkalai," kata Menteri Keuangan Malayasia, Lim Guan Eng, dalam sebuah rekaman video yang diunggah secara online.
Dalam rekaman video itu, Lim menyebut pihaknya belum mampu mengungkapkan berapa banyak uang yang telah digelontorkan pemerintah ke dalam proyek tersebut.
Exchange 106 dibangun sebagai pusat dari area distrik keuangan terbaru bernama Tun Razak Exchange di Kuala Lumpur dan diharapkan menjadi pusat komersial Malaysia, perumahan dan rekreasi yang akan menghasilkan nilai pengembangan bruto lebih dari RM.26 miliar atau setara US$.6,55 miliar, menciptakan 500.000 pekerjaan dan menarik lebih dari 100 perusahaan global.
REUTERS | ASAHI SHIMBUN| SURYO PRABANDONO