TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 55 jurnalis yang meliput unjuk rasa Jalur Gaza mengalami luka-luka akibat ulah tentara Israel.
"Dengan demikian, jumlah total jurnalis korban kekerasan Israel selama mereka meliput aksi di Jalur Gaza mencapai 125 orang," bunyi pernyataan Otoritas Palestina dikutip kantor berita Anadolu.
Baca: Mengenal Sosok Razan Najjar, Gadis Pemberani dari Gaza
Para pengunjuk rasa Palestina mengevakuasi Razan Najjar setelah tertembak di Jalur Gaza, 1 Juni 2018. Setelah tertembak, Razan sempat dirujuk ke Rumah Sakit Gaza Eropa di Khan Younis, namun nyawanya tak tertolong dan meninggal di ruang operasi. AP Photo/Adel Hana
"Sembilan jurnalis dihantam peluru tajam, delapan terkena ledakan, 17 disikat bom yang diarahkan langsung kepada mereka dan 21 lainnya tak bisa melarikan diri akibat tercekik gas," tulis Middle East Monitor.
Situs berita ini melanjutkan, sembilan jurnalis yang terkena peluru tajam itu dihantam di bagian perut dan punggung. Sebagian kena pinggang, lengan, tangan dan kaki.Razan Najjar saat bertugas di tengah kerusuhan di Jalur Gaza, 1 April 2018. Razan diduga tewas di tangan penembak jitu Israel melepaskan dua atau tiga tembakan dari seberang pagar pembatas. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Sementara itu, di daerah pendudukan Tepi Barat, pasukan Israel merusak empat kendaraan televisi dengan tembakan bom gas dan tujuh jurnalis ditahan.
Baca: Detik-detik Tewasnya Razan Najjar oleh Peluru Tentara Israel
Pasukan Israel bertindak keras ketika menghadapi pegunjuk rasa Palestina menuntut pengembalian tanah mereka yang dicaplok sejak perang 1948 dan 1967. Akibat kekerasan tersebut, lebih dari 200 orang tewas dan 6.000 lainnya luka-luka.