TEMPO.CO, Jakarta - Seekor sapi yang tengah bunting dijatuhi hukuman mati setelah mengembara di perbatasan Uni Eropa. Lembu bernama Penka yang akan melahirkan sekitar tiga minggu lagi itu, menurut laporan Independent, berjalan menjauh dari kawanannya di dekat desa Kopilovtsi, Bulgaria dan menyeberang ke perbatasan Serbia, negara non-Uni Eropa.
Sapi itu ditangkap petugas keamanan selanjutnya dikembalikan ke pemiliknya, Ivan Haralampiev. Dokter hewan Serbia mengatakan kondisi kesehatan sapi tersebut baik. Namun pejabat Bulgaria mengatakan, sapi itu harus dihukum mati sesuai aturan di Uni Eropa.
Baca: Basmi Penyakit, Selandia Baru Siap Bunuh 150 Ribu Sapi
Ilustrasi daging sapi. TEMPO/Imam Sukamto
"Ini bukan kami yang memutuskan," kata seorang ahli hewan, Lyubomir Lyubomirov. "Kami hanya menerapkan aturan yang berasal dari Brussels," kutip Independent, Senin 4 Juni 2018.
John Flack, seorang anggota parlemen dari kelompok Konservatif, menulis surat kepada Perdana Menteri Bulgaria, Boyko Borissov, dan presiden Uni Eropa, Antonio Tajani, yang isinya mengenai penderitaan Penka, sapi yang akan segera melahirkan.Seekor sapi taxidermy digantung di langit-langit salah satu restoran di Adelaide, Australia, 28 September 2017. Taxidermy merupakan seni menyumpal tubuh hewan yang sudah mati agar terlihat hidup. adelaidenow.com.au
Pedoman Komisi Eropa mengatakan sapi harus ditempatkan di pos pemeriksaan perbatasan dengan dokumen yang membuktikan hewan tersebut memiliki kondisi fisik yang sehat. "Setiap hewan yang masuk ke wilayah Uni Eropa harus melalui Pos Inspeksi Perbatasan Uni Eropa untuk mendapatkan persetujuan," demikan isi pedoman tersebut.
Baca: Kelelawar Vampir Bunuh Ratusan Sapi di Peru
Sementara itu petisi dari kelompok pecinta hewan membuat pernyataan melalui situs change.org yang meminta parlemen Eropa membuat pengecualian dalam kasus Penka. “Kami percaya kasus Penka mencerminkan kurangnya belas kasih pejabat Uni Eropa untuk orang-orang biasa, seperti pemilik sapi Penka yang benar-benar bingung,” kata petisi itu.