TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara dilaporkan telah merombak posisi tiga pejabat tinggi militer Tentara Rakyat Korea Utara. Kabar ini disampaikan pejabat senior Amerika Serikat pada Minggu, seperti dilaporkan Reuters, 4 Juni 2018, dan diduga langkah ini untuk mendukung usaha Kim Jong Un memulai pengembangan ekonomi dan bergabung dengan dunia luar.
Kim Jong Un tengah menyiapkan diri untuk pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Singapura ada 12 Juni dan akan menjadi pertemuan pemimpin Korea Utara dan Presiden Amerika Serikat yang pertama kalinya.
Baca: Presiden Suriah Bakal Temui Kim Jong-un di Korea Utara
Pengamat belum memastikan tujuan Kim Jong Un mengganti tiga pejabat militer Korea Utara, namun pengamat mengatakan tindakan Kim Jong Un ini untuk mengambil alih pengaruh terhadap tentara Korea Utara di tengah pembukaan Korea Utara terhadap negara luar dan pekembangan dalam negeri.
"Jika Kim Jong Un ingin berdamai dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan, serta menyingkirkan program senjata nuklirnya, dia akan mencari pengaruh terhadap Tentara Rakyat Korea dan menjaga pengaruhnya," ungkap Ken Gause, direktur lembaga hubungan internasional, CNA.
"Perombakan ini mengganti para perwira yang memiliki pengaruh besar terhadap Tentara Rakyat Korea Utara. Mereka setia kepada Kim Jong Un dan tidak ada yang lain."
Gambar yang diambil dari video yang dirilis oleh KRT pada 8 Februari 2018, Sejumlah tentara Korea Utara ikuti pawai militer di Pyongyang, 8 Februari 2018. Korea Utara memobilisasi sedikitnya 50 ribu warganya untuk menyaksikan parade militer yang diadakan hari Kamis, 8 Februari 2018 dengan suhu beku, minus 11 derajat Celcius. (KRT via AP Photo)
Dilaporkan dari Yonhap News Agency, tiga pejabat tinggi militer Korea Utara yang diganti, yakni No Kwang-Chol, Wakil Menteri Angkatan Bersenjata, menggantikan Pak Yong-sik, Kepala Pertahanan. Sementara Ri Myong-su, Kepala Staf Tentara Rakyat Korea, diganti oleh wakilnya, Ri Yong-gil. Jenderal angkatan darat Kim Su-gil menggantikan Kim Jong-gak sebagai Direktur Biro Politik Tentara Rakyat Korea.
Baca: Menhan AS Siap Longgarkan Sanksi Korea Utara jika Denuklirisasi
"Korea Utara tampaknya ingin merombak dengan figur baru di tengah hubungan dengan Korea Selatan karena pejabat sebelumnya kurang memiliki pemikiran terbuka, contohnya No Kwang-chol yang merupakan orang moderat," ungkap salah satu sumber Korea Utara.
Perombakan ini diyakini untuk menjinakkan angkatan bersenjata Korea Utara karena sejumlah perwira keberatan dengan kesepakatan denuklirisasi antara Kim Jong Un dan Donald Trump yang rencananya berlangsung pada 12 Juni di Singapura.