Namun, ia mengungkapkan penyesalannya, seandainya serangan itu juga menyebabkan kerugian dan korban dari orang-orang yang tak berdosa. Rumsfeld mengakui sejumlah penduduk sipil telah menjadi korban pada operasi militer tersebut. Washington, kata dia, menyesali kejadian itu. “Tidak perlu ditanyakan bahwa ketika suatu operasi militer digelar, tidak berniat untuk menghilangkan nyawa, dan tidak perlu ditanyakan bahwa saya dan siapa saja ikut menyesal dan tidak berniat utuk menghilangkan nyawa,” ujarnya.
Menhan Rumsfeld mengatakan, bom-bom yang digunakan dalam kampanye militer di Afganistan, sangat tepat sasaran, “tapi tidak 100 persen,” ujarnya. Juru bicara Dephan AS mengatakan bahwa Pentagon tidak punya jalan untuk membuktikan apakah benar ada penduduk sipil terbunuh pada serangan udara Rabu malam di afganistan. Karena, “hanya fasilitas militer saja yang menjadi target.”
Sementara itu dari Islamabad dilaporkan, duta besar Taliban di Pakistan mengklaim bahwa pada serangan hari Kamis (11/10), AS juga menyerang target-target penduduk sipil, dan serangan itu menewaskan sedikitnya 200 orang. Dubes Taliban Abdul Salam Zaeef menyebut serangan itu sebagai “kado” dari AS kepada penduduk sipil di Afganistan yang memilih bertahan. “AS haus akan pertumpahan darah yang lebih banyak lagi di Afganistan,” ujarnya. (AFP/CNN/Dimas A-Tempo News Room)