TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Suriah Bashar al-Assad berencana mengunjungi Korea Utara. Kunjungan ini akan menjadi kedatangan pertama seorang kepala negara ke Korea Utara sejak negara itu dipimpin oleh Kim Jong-un.
Media di Korea Utara mewartakan, rencana itu disampaikan Assad kepada utusan khusus Korea Utara untuk Damaskus, Mun Jong-nam. Namun belum ada komentar dari Kepresidenan Suriah terkait dengan pemberitaan ini.
"Saya akan mengunjungi Korea Utara dan menemui Yang Mulia Kim Jong-un. Saya sangat yakin dia akan mencapai kemenangan akhir dan mewujudkan reunifikasi Korea tanpa kegagalan," kata Assad, seperti dikutip dari situs Aljazeera.com, Minggu, 3 Juni 2018.
Baca: 4 Persamaan Kim Jong-un dan Bashar al-Assad yang Jarang Diketahui
Presiden Suriah, Bashar al-Assad, bertemu dengan tentara Suriah saat mengunjungi Ghouta, Suriah, 18 Maret 2018. SANA/Handout via REUTERS
Baca: Dukung Suriah, Korea Utara: Agresi Amerika Serikat Tak Termaafkan
Pyongyang dan Damaskus menjalin hubungan yang sangat baik. Sebaliknya, Amerika Serikat menuding Korea Utara dan Suriah bekerja sama dalam bidang senjata kimia, tapi tuduhan itu dibantah oleh Korea Utara.
Korea Utara dan Suriah sama-sama menghadapi isolasi dunia internasional. Korea Utara diasingkan karena program senjata nuklirnya dan Suriah diisolasi karena strategi Presiden Assad terkait dengan perang sipil yang berkecamuk di negara itu.
Sejak mengambil alih tampuk kekuasaan pada 2011, Kim tidak pernah menemui kepala pemerintahan dari negara lain di Korea Utara. Namun, Korea Utara dan Suriah sudah menjalin kerja sama bidang militer sangat erat sejak lama. Pada Oktober 1973, Korea Utara ikut mengirimkan sekitar 530 personel militernya, di antaranya pilot dan sopir tank, ke Suriah dalam perang Arab-Israel.